Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 29 September 2022, 07:20 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sesak napas atau dyspnea ditandai dengan kondisi paru-paru yang mengalami kesulitan untuk sepenuhnya menghirup udara.

Hal ini bisa terjadi akibat adanya masalah pada paru-paru atau jantung.

Beberapa orang mungkin merasakan sesak napas secara tiba-tiba dalam waktu singkat. Sedangkan, orang lain bisa mengalami gangguan tersebut selama beberapa minggu atau lebih.

Sesak napas bisa merupakan salah satu gejala dari gangguan kesehatan seperti pilek atau obesitas hingga penyakit yang lebih serius, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan kanker paru-paru.

Bagaimana agar sesak napas tidak bertambah parah?

Ketika sesak napas yang dialami semakin parah, kita perlu berkunjung ke dokter.

Apalagi, jika sesak napas itu disertai dengan beberapa kondisi seperti bengkak di bagian kaki, kesulitan bernapas saat berbaring, demam tinggi dan batuk, hingga mengi.

Baca juga: Waspadai, Sesak Napas Tak Hanya karena Serangan Jantung

Selain itu, terapkan upaya-upaya ini demi mengurangi keparahan sesak napas, seperti dilansir laman Mayo Clinic.

1. Berhenti merokok

Merokok adalah penyebab utama penyakit paru obstruktif kronis. Bagi penderita PPOK, berhenti merokok bisa memperlambat perkembangan penyakit dan mencegah komplikasi.

2. Hindari paparan polusi

Hindari menghirup alergen dan racun lingkungan, seperti asap kimia atau asap rokok.

3. Tidak beraktivitas dalam suhu yang ekstrem

Beraktivitas dalam kondisi yang sangat panas dan lembap bisa memperparah dyspnea yang disebabkan oleh penyakit paru-paru kronis.

4. Menyiapkan tindakan darurat

Jika kita memiliki masalah medis yang menyebabkan sesak napas, diskusikan dengan dokter mengenai tindakan yang harus dilakukan jika gejala memburuk.

Baca juga: Apa Artinya Jika Jantung Berdebar Disertai Cemas dan Sesak Napas?

5. Waspadai tempat tinggi

Saat bepergian ke daerah yang tinggi, cobalah menyesuaikan diri dan tidak mengeluarkan energi berlebihan.

6. Berolahraga

Olahraga dapat membantu meningkatkan kebugaran fisik dan kemampuan untuk menoleransi aktivitas.

Dengan berolahraga, tubuh kita mampu mengurangi berbagai penyebab sesak napas. Namun, lakukan konsultasi dengan dokter sebelum memulai program olahraga.

7. Mengonsumsi obat-obatan

Melewatkan obat-obatan untuk mengelola penyakit paru-paru dan jantung kronis dapat membuat sesak napas bertambah buruk.

8. Memeriksa kondisi alat bantu pernapasan

Bagi yang menggunakan alat bantu pernapasan seperti tabung oksigen, pastikan memeriksa alat tersebut apakah bekerja dengan baik atau tidak.

Baca juga: Sesak Napas, Penyebab, Gejala, dan Tips Pengobatannya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau