KOMPAS.com - Medical gaslighting adalah kondisi ketika dokter mengabaikan kekhawatiran atau gejala yang dirasakan pasien dan malah menyalahkannya pada faktor psikologis.
Kebanyakan dari kita memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perasaan aman, didengar, dan dirawat oleh dokter.
Sayangnya ini tidak selalu terjadi karena adanya perilaku oknum dokter yang cenderung menyudutkan pasien.
Baca juga: Kalimat Gaslighting yang Sering Tidak Disadari, Hati-hati
"Gaslighting medis adalah istilah yang baru-baru ini digunakan untuk menggambarkan ketika penyedia layanan kesehatan mengabaikan kekhawatiran, perasaan, atau keluhan pasien," kata Faith Fletcher, asisten profesor di Pusat Etika Medis dan Kebijakan Kesehatan di Baylor College of Medicine, Texas.
Medical gaslighting menjadi fenomena tersendiri di dunia medis namun sayangnya kebanyakan pelaku nakes tidak sadar telah melakukannya.
Medical gaslighting seringkali terjadi pada kalangan yang terpinggirkan termasuk perempuan.
Selain itu, orang dengan masalah reproduksi dan obesitas juga paling sering mengalami jenis manipulasi ini.
"Interaksi ini tidak terjadi dalam ruang hampa dan berakar pada ketidakadilan struktural dan sosial yang sudah berlangsung lama seperti rasisme, seksisme, dan penindasan kelas," kata Fletcher.
Gaslighting ini juga terjadi karena adanya bias pada dokter maupun nakes lainnya saat menangani pasien sehingga membuat kesalahan, terlepas ilmu dan pengalamannya.
Baca juga: Kenali 6 Hal yang Dikatakan Pelaku Gaslighting untuk Memanipulasi Kita
“Dokter bukannya tanpa bias. Pasien harus mengadvokasi diri mereka sendiri ketika mereka merasa ada masalah kesehatan,” tambah Christine Metz, Ph.D., seorang peneliti endometriosis di Feinstein Institute for Medical Research, New York.
Pengabaian keluhan ini tak hanya berdampak buruk pada kondisi emosional pasien namun juga menyebabkan kesalahan diagnosis.
Akibatnya, pasien mendapatkan perawatan yang tidak tepat, efisien dan bisa jadi berdampak buruk di masa depan.
Kita mungkin saja merasa tidak nyaman dengan tudingan yang diberikan oleh dokter maupun perawat yang ditemui.
Namun mereka telah melakukan medical gaslighting apabila melakukan sejumlah perilaku ini:
Riset tahun 2018 menemukan bahwa rata-rata, dokter menginterupsi pasiennya hanya dalam 11 detik dalam percakapan mereka.
Hal ini membuat pasien sulit untuk menyampaikan maksudnya ketika pertama kali menjelaskan keluhan.
"Selain itu, ketika seorang dokter menyela pasien, itu menandakan bahwa waktu mereka lebih berharga daripada pasien," kata Burgart.
Baca juga: Sulit Hamil, Kapan Perlu Konsultasi ke Dokter?
Kebanyakan dokter cenderung memburu-buru pasien yang sedang berkonsultasi dengannya karena keterbatasan waktu.
Namun itu bukan berarti kita tidak berhak mendapatkan perhatian penuh sehingga melewatkan detail yang penting tentang gejala atau riwayat medis di masa lalu.
Baca juga: Ketika Dokter Lakukan Gaslighting pada Pasien, Harus Bagaimana?
"Tidak selalu ada durasi yang disepakati secara universal yang ideal. Yang penting adalah Anda merasa seperti dokter telah mendengarkan Anda dan bekerja dengan Anda melalui berbagai pilihan pengobatan Anda," kata Burgart.
Medical gaslighting juga terjadi ketika dokter menolak membahas gejala yang kita alami, atau menganggapnya tidak penting.
Keengganan berdiskusi dua arah ini bisa menyebabkan kesalahan diagnosis atau penanganan yang tertunda.
Bias sosial seperti rasisme, gender dan meremehkan kecerdasan pasien juga bisa menyebabkan terjadinya gaslighting medis.
Sejumlah penelitian telah membuktikan keterlambatan diagnosis pada orang-orang dengan bias tertentu.
Jadi jangan terima begitu saja diagnosis dari dokter yang meremehkan gender, ras maupun aspek lain dari pasiennya.
Baca juga: Tips Konsultasi Dokter via Online agar Tetap Efektif
Atau mereka cenderung menyalahkan kondisi kesehatan mental kita, bukannya menjalankan pengujian lebih lanjut untuk masalah fisik.
Hal ini sangat umum terjadi pada wanita, untuk keluhan menstruasi atau masalah reproduksi lainnya, kemungkinan karena kurangnya penelitian.
"Penyedia layanan kesehatan mungkin menganggap kurangnya bukti tentang kondisi wanita sebagai bukti bahwa tidak ada penyakit sama sekali," kata Burgart.
Baca juga: 7 Pemeriksaan Kesehatan yang Sebaiknya Dilakukan Jelang Usia 30-an
Seorang dokter mungkin saja mempertanyakan keabsahan riwayat medis, khususnya pada pasien dengan daftar panjang obat-obatan dan alergi.
"Mungkin ada asumsi bahwa siapa pun dengan banyak obat dan alergi adalah seseorang yang memperburuk kondisi mereka," kata Burgart.
Tidak jarang dokter juga menganggap pasiennya tidak jujur atau berkepribadian sulit sehingga lalai memberikan perawatan yang memadai.
Faktor ini juga bisa menjadi ciri-ciri medical gaslighting ketika dokter tidak mempertimbangkan pendapat pasiennya.
Mereka memang ahli di bidang kesehatan namun kita juga boleh bersuara dalam rencana perawatan dan memahami prosesnya.
Misalnya ketika dokter menetapkan jenis obat atau perawatan tertentu tanpa menanyakan masukan dari kita.
Baca juga: 7 Pemeriksaan Kesehatan Penting Sebelum Menikah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.