Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Kerap Dilakukan Orangtua Ketika Menerapkan Tiger Parenting

Kompas.com, 10 Oktober 2022, 11:59 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Tak heran apabila anak yang dibebani harapan tinggi menghabiskan seluruh waktunya untuk belajar, bimbingan belajar, dan kegiatan lainnya.

Hal tersebut dilakukan anak supaya mereka berprestasi dan diterima di perguruan tinggi yang bergengsi.

Baca juga: 4 Pola Pengasuhan yang Dapat Memengaruhi Psikologi Anak

3. Membuat anak takut

Orangtua yang menerapkan tiger parenting punya otoritas yang begitu kuat terhadap anaknya.

Selama anak tumbuh menjadi dewasa, mereka sengaja mendidik si buah hati supaya menghormati mereka.

Anak tentunya tidak memiliki cukup ruang untuk berdiskusi apalagi menentang pendapat orangtua.

Pasalnya, mereka takut dimarahi atau diberi hukuman apabila tidak setuju dengan orangtuanya.

Anak kemungkinan takut tidak diberi jatah makan, dipukul, atau dibentak oleh orangtuanya apabila berani melawan.

4. Keputusan di tangan orangtua

Ketika tiger parenting diterapkan, orangtua memiliki kendali penuh dan kehidupan atas anaknya.

Anak yang dibesarkan menggunakan pola pengasuhan itu tidak diberikan kesempatan untuk membuat keputusan sendiri.

Pada gilirannya, orangtualah yang berhak menentukan apa yang dilakukan anak.

Di samping itu, kebanyakan orangtua yang menerapkan tiger parenting tidak memiliki kesabaran atau memahami kepribadian, perasaan, dan pikiran anak.

Mereka juga tidak mau tahu tentang cara pandang anak sebagai individu yang unik.

Pada intinya, mereka berpikiran apa yang diimpikan oleh orangtua seharusnya juga dipahami dan dijadikan acuan oleh anaknya.

5. Sukses berarti berprestasi

Tolok ukur kesuksesan setiap orang berbeda-beda, namun orangtua yang menggunakan tiger parenting fokus kepada prestasi.

Orangtua seperti itu mendifinisikan kesuksesan berdasarkan status, kekuatan, dan kehormatan yang dapat diberikan anak kepada keluarga.

Misalnya, anak dituntut menjadi dokter, pengacara, mendapatkan IPK di atas 3,5 memiliki banyak uang, termasuk menjuarai kompetisi.

Ketika anak dibesarkan dengan tiger parenting, kecerdasan emosional, kreativitas, cara berpikir kritis, dan soft skill lainnya tidak dipandang penting.

Baca juga: Tiger Parenting, Benarkah Bikin Anak Sukses di Masa Depan?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau