Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Love Language Bisa Berubah Seiring Waktu? Begini Kata Pakar

Kompas.com - 22/10/2022, 14:14 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber yahoo.com

KOMPAS.com - Love language seringkali menjadi cara seseorang untuk mengekspresikan kasih sayang kepada pasangannya.

Sejauh ini, mungkin kita mengenal lima love language yang cukup populer di tengah masyarakat.

Misalnya saja quality time, words of affirmation, acts of service, physical touch dan receiving gifts. Dari ke lima bahasa cinta tersebut, beberapa orang akan mengasosiasikan diri mereka dengan salah satu love language.

Sementara yang lain kemungkinan memiliki lebih dari satu karena merasa hal itu membuat mereka bahagia di dalam sebuah hubungan.

Namun yang sering menjadi pertanyaan, apakah love language dapat bertahan selamanya atau bisa berubah seiring waktu? Simak ulasan lebih lengkapnya sebagai berikut.

Baca juga: Love Language yang Sama Bikin Hubungan Bahagia, Benarkah? 

Apakah love language bisa berubah?

Ilustrasi Pasangan Kekasih Ungkapkan Cinta dengan Merayakan Momen Spesial.Dok. Shutterstock Ilustrasi Pasangan Kekasih Ungkapkan Cinta dengan Merayakan Momen Spesial.

Melansir laman Yahoo, para ahli telah menemukan fakta bahwa love language sebenarnya dapat berubah seiring waktu tergantung kebutuhan individu.

Contohnya adalah ketika di awal hubungan, bahasa cinta yang membuat seseorang bahagia adalah sentuhan fisik seperti berpelukan atau ciuman.

Tapi di kemudian hari, seperti setelah menikah dan tinggal bersama, hal-hal yang mungkin saja membuat bahagia adalah ketika pasangan membuatkan kita sarapan atau diberikan hadiah di momen-momen tak terduga.

"Bahasa cinta berubah saat kebutuhan dalam hubungan berubah. Pada tahap yang berbeda, kewajiban, tujuan dan lain sebagainya turut mengubah love language,"

Begitu kata Michael Guichet, seorang pakar hubungan dan keluarga yang berbasis di California, Amerika Serikat.

Menurutnya seperti banyak hal dalam kehidupan, bahasa cinta juga bersifat dinamis dan tidak ada yang tetap.

Apalagi saat hubungan yang terjalin itu terus bertumbuh, berkembang dan semakin dalam. Seiring waktu, bukan tidak mungkin bila kebutuhan akan ekspresi cinta juga mengalami perubahan.

Sementara itu pakar hubungan lainnya, Linda Bloom yang berbasis di California juga mengatakan hal serupa.

Perubahan yang terjadi pada love language seseorang bisa dipengaruhi karena adanya ekspektasi masing-masing individu pada sebuah hubungan.

Hal itu dapat membuat bahasa cinta yang utama bisa tetap konsisten, tapi kemudian ada ekspektasi lain dalam sebuah hubungan yang memunculkan bahasa-bahasa cinta lainnya yang juga dianggap memberi kebahagiaan.

Misalnya salah satu dari pasangan membutuhkan rasa nyaman dan aman, merasa dihargai serta dicintai. Tetapi tidak melupakan atau meninggalkan bahasa cinta utama yang mereka miliki sejak awal membina hubungan.

"Setiap individu berhak atas bahasa cinta yang berbeda dan membuat mereka bahagia. Karena bahasa cinta itu dinamis dan manifestasi atas kebutuhan masing-masing," jelas Linda.

Baca juga: 6 Fakta tentang Love Language yang Tidak Banyak Orang Ketahui 

Apa yang harus dilakukan saat love language berubah?

Ilustrasi pasangan.Freepik/ Khamkéo Vilaysing Ilustrasi pasangan.

Di dalam sebuah hubungan, bahasa cinta merupakan satu faktor penting yang bisa meningkatkan kebahagiaan antar pasangan.

Dengan memahami love language yang dimiliki pasangan, maka hal itu bisa berdampak besar pada sebuah hubungan.

Carling Mashinter, seorang terapis pernikahan dan keluarga mengatakan bahwa ketika bahasa cinta dirasa telah berubah, maka satu hal penting yang tidak boleh luput dari perhatian adalah tetap memahami kebutuhan pasangan.

"Dengan memiliki pemahaman yang sama, maka hubungan itu bisa memberikan kebahagiaan."

"Efeknya bisa memperpanjang usia dan kesehatan karena ada bahasa cinta atau kebutuhan yang terus terpenuhi," kata dia.

Selain itu, ketika love language berubah, maka hal itu harus dibicarakan kepada pasangan masing-masing. Atau bisa juga dijadikan sebagai refleksi diri untuk membicarakan dan membahas kebutuhan satu sama lain demi kebahagiaan bersama.

"Ini merupakan bagian integral dari refleksi diri dalam mengidentifikasi perubahan."

"Penting untuk saling beradaptasi dengan cara yang sehat, karena dinamika sebuah hubungan dapat terus berkembang," pungkas Charling.

Baca juga: 5 Love Language pada Pasangan agar Hubungan Kian Mesra

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com