Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Popularitas Menu Happy Meal, Sempat Ditolak McDonald's

Kompas.com, 2 November 2022, 20:15 WIB
Dinno Baskoro,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Restoran cepat saji asal Amerika Serikat, McDonald's punya satu menu andalan yang paling terkenal di seluruh dunia, paket tersebut adalah Happy Meal.

Ya, Happy Meal adalah sebutan paket andalan McDonald's yang sering menawarkan hadiah menarik untuk anak-anak.

Tapi ternyata di balik kepopuleran Happy Meal, menu tersebut pada awalnya sama sekali tidak diinginkan oleh pihak McDonald's.

Baca juga: Mainan Happy Meal Edisi Khusus Dewasa Dijual di eBay Seharga Rp466 Juta 

Cerita di balik menu Happy Meal

Bob Bernstein, pencetus Happy MealOrlin Wagner/AP Bob Bernstein, pencetus Happy Meal
Sejak pertama kali diluncurkan empat dekade lalu, Happy Meal memiliki perjalanan panjang sebagai menu andalan McDonald's.

Perusahaan tersebut pada awalnya tidak begitu yakin bahwa menu untuk anak-anak itu dapat disukai.

Sebab pada saat itu, sudah ada dua restoran cepat saji lainnya yang sukses merebut hati anak-anak.

Seperti halnya restoran Burger Chef yang sering memberikan hadiah dan Burger King yang membuat karakter "Raja" untuk menarik perhatian anak-anak.

Bob Bernstein, seorang eksekutif pemasaran yang menciptakan Happy Meal pada akhir 1970-an mengatakan, kesuksesan Happy Meal tidak diraih dengan mudah.

Bahkan proses penerimaan secara internal cukup memakan waktu.

"Mereka sedikit enggan. Tidak langsung menerimanya begitu diusulkan," ujar Bob seperti dilansir CNN.

Baca juga: Kisah Michael Jordan yang Ternyata Penggila McDonalds

Bob sebelumnya merupakan tim pemasaran yang sudah bekerja selama satu dekade di McDonald's sebelum Happy Meal memulai debutnya.

Awalnya, secara khusus Bob memfokuskan pada market anak-anak dengan promosi Happy Meal dan menawarkan beberapa hadiah seperti Happy Cup, sedotan Sippy Dipper dan boneka pensil.

Namun kala itu, McDonald's tidak sukses menarik perhatian konsumen anak-anak dan keluarga.

Mereka pun telah melakukan perubahan desain pada gerainya dari bangunan berubin merah dan putih menjadi motif batu-bata pada tahun 1970-an dan ternyata itu tidak disukai target marketnya.

Hal itu pun membuat McDonald's meminta Bernstein dan timnya untuk mengembangkan konsep yang menarik sesuai dengan market yang dituju.

"Kami seolah kehilangan dukungan dari anak-anak."

"Kami ingin membangun kembali agar lebih disukai keluarga dan menjadi restoran yang ramah anak," katanya.

Baca juga: Nikmati Fine Dining di McDonalds di Hari Ibu, Mau? 

Terinspirasi dari kebiasaan si kecil

Sebelum memulai konsep barunya, Bernstein menemukan ide membuat konsep Happy Meal setelah memerhatikan kebiasaan si kecil setiap pagi.

Dia selalu melihat puteranya itu yang sering mengangkat kotak sereal dan memeriksanya dari segala sisi saat sarapan.

Menurut dia, kebiasaan itu merupakan satu hal yang sangat luar biasa. Dia menyadari bahwa anak-anak selalu ingin melakukan sesuatu ketika mereka makan.

Happy Meal McDonald's kini tersedia pula untuk orang dewasa yang lengkap dengan hadiah mainannyaRepro bidik layar via Instagram Happy Meal McDonald's kini tersedia pula untuk orang dewasa yang lengkap dengan hadiah mainannya
Akhirnya tercetuslah ide untuk membuat kotak kemasan anak-anak ala McDonald's.

Dia menyusun kotak makan dengan lengkungan emas berlogo "M" ala McDonald's dan melengkapi kotak itu dengan teka-teki, permainan bahkan komik pada bagian luarnya.

Tujuan dari dibuatnya kemasan yang seperti itu adalah agar anak-anak terlibat melakukan sesuatu ketika mereka makan.

Bahkan Bernstein dan timnya rela mencari ilustrator terbaik di AS untuk membuat desain kotak makan yang menarik.

Setelah terpikirkan untuk membuat kotak kemasan, Bernstein kemudian membuat nama menu yang diambil dari jingle McDonald's di tahun 1960-an yang mana ada kata-kata "tempat bahagia" atau happy place.

Baca juga: Unik, Hamburger McDonalds Tetap Utuh meski Sudah Disimpan 24 Tahun

Kemudian pada tahun 1977, Happy Meal datang dengan menu burger ukuran standar, kentang goreng, kue Keebler, soda dan mainan Cracker Jack, yang hanya ada di beberapa cabang seperti di Kansas City, Denver dan Phoenix.

Pada saat itu, perusahaan McDonald's sengaja tidak mempromosikan Happy Meal di luar cabang di kota tersebut.

"Promosi Happy Meal tidak meluas. Mereka ingin menguji coba apakah laris atau tidak dan ini tidak biasa," kata Bernstein.

Setelah satu tahun dijadikan menu dan paket promosi khusus anak-anak, ternyata Happy Meal meraup kesuksesan dan kemudian menjadi menu nasional di AS pada tahun 1979.

Menu tersebut dijual seharga 1,10 dollar AS yang bertema gerobak sirkus dan dilengkapi mainan pertamanya McDoodle, sebuah gasing, penghapus dan produk lainnya.

"Anak-anak akan menyukai Happy Meal. Ini makanan dan kesenangan yang ada di dalam satu kotak," kata iklan di tahun tersebut.

Meski cukup terkenal, ternyata menu Happy Meal tidak tersedia secara menyeluruh.

Ada beberapa pemilik waralaba yang merasa khawatir bahwa menu ini bisa mengganggu sistem operasional mereka.

"Itu bukan konsep yang sangat populer. Kotak-kotak itu rumit."

"Mereka harus mencari tempat untuk menyimpan mainan dan itu sangat rumit untuk operasional toko,"

Demikian kata Coolleen Fahey, direktur kreatif dari agen iklan Frankel yang bekerja sama dengan McDonald's sejak Happy Meal masih berupa item promosi hingga menjadi menu permanen pada tahun 1980-an.

Mainan Happy Meal mendulang popularitas

Ilustrasi menu Happy MealCNN Business Ilustrasi menu Happy Meal

Meski ada beberapa gerai yang meragukan Happy Meal, namun lambat laun para pemilik waralaba menyambut Happy Meal dengan baik.

Sebagian besar dari mereka mengakui popularitas Happy Meal, mainan dan makanan yang tersaji hingga akhirnya ikut menjual produk yang satu ini.

Seiring waktu, Happy Meal pun mulai laris di pasaran, sehingga tim McDonad's memasukkan menu baru lagi yaitu chicken McNuggets di tahun 1984.

Walau fokus utamanya terletak pada desain kemasan kotak makanan, namun mainan yang tersedia menjadi daya tarik utamanya.

Bahkan McDonald's telah menjadi salah satu distributor mainan terbesar di AS dan tak jarang mainan itu menjadi barang koleksi.

Seperti halnya mainan jadul Happy Meal di awal-awal kemunculannya dibanderol 50 dollar AS atau sekitar Rp 781 ribu di e-bay.

Sejak saat itu bahkan hingga kini, perusahaan tersebut telah menjalin banyak kerja sama dengan perusahaan lain untuk memproduksi mainan khas Happy Meal.

Mulai dari Mattel (produsen Barbie), Muppet Babies, Hot Wheels, Beanie Babies, Transformers sampai Happy Meal Power Rangers yang sangat populer di era 1990-an.

Kemudian di tahun 1996, McDonalds membuat kerja sama selama 10 tahun dengan Disney untuk memproduksi mainan yang terinspirasi dari film-film Disney.

Baca juga: Punya Mainan Happy Meal Ini? Jangan Dibuang, Harganya Kini Bisa Jutaan Rupiah 

Perubahan menu Happy Meal

Ilustrasi menu Happy MealFoxnews Ilustrasi menu Happy Meal

Selain mainan, rupanya makanan yang ada di dalam kotak tersebut juga menjadi bagian penting dari kesuksesan McDonald's sebagai restoran keluarga.

Jika anak-anak menginginkan Happy Meal dengan mainan sebagai hadiah di dalamnya, maka para orangtua bisa sekaligus menikmati makanan lainnya di restoran tersebut.

Tapi sayangnya, dari kesuksesan itu nilai gizi terhadap menu Happy Meal menuai banyak kritik lantaran diduga menyebabkan obesitas pada anak-anak.

Pada pertengahan tahun 2000-an, McDonalds terus mendapat tekanan dari banyak pihak.

Kemudian mereka berusaha melakukan perubahan menu untuk membuat makanan yang lebih sehat.

Sebagai dampaknya, mereka pun menghilangkan mainan sebagai daya tariknya.

Pada tahun 2011 misalnya, San Francisco mengeluarkan peraturan baru yang melarang rantai makanan cepat saji untuk menambahkan mainan gratis atau insentif lain pada menu anak yang tidak memenuhi standar gizi minimal.

Di sejumlah kota dan negara bagian AS lainnya juga menetapkan standar nutrisi untuk menu anak.

Sebagai tanggapan dari peraturan itu, McDonald's pun membuat rangkaian perubahan menu pada Happy Meal.

Seperti mengurangi porsi kentang goreng lebih dari setengahnya. Kemudian menambahkan apel ke dalam makanan.

Mereka juga menawarkan susu cokelat rendah gula dan lemak sebagai pengganti minuman bersoda.

Kemudian di tahun 2013, minuman pada paket Happy Meal berubah total dari yang sebelumnya minuman soda yang diganti susu secara permanen.

Strategi perbaikan gizi terus berlanjut, khususnya di tahun 2018, cheese burger tidak lagi menjadi bagian menu Happy Meal, meskipun orangtua masih bisa memintanya serta mengurangi jumlah kalori pada menu tersebut.

Saat ini, mereka terus berkomitmen untuk memasarkan menu khusus anak-anak dengan cara yang lebih bertanggung jawab.

Mereka akan terus berinovasi dan memenuhi kriteria terkait standar gizi pada menu anak sesuai aturan yang berlaku.

Baca juga: McDonalds Happy Meal Generasi 90an Kembali Diluncurkan

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau