Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diresmikan Jokowi, Karpet Masjid Raya Sheikh Zayed Sedot Perhatian

Kompas.com - 15/11/2022, 14:23 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammad bin Zayed Al Nahyan menyedot perhatian warganet.

Dalam peresmian yang digelar Senin (14/11/2022) pagi, terlihat betapa megahnya eksterior maupun interior masjid yang merupakan pemberian dari Pangeran UEA.

Bukan hanya desain masjid yang mirip dengan Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, UEA, tap indahnya desain karpet di masjid ini menarik perhatian.

Karpet tersebut terasa mewah tanpa meninggalkan unsur tradisional berkat motif batik yang berpadu dengan warna putih, keemasan, cokelat, hitam, dan kebiruan.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui dari Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Apa Saja?

Keberadaan motif batik tersebut sampai menyulut rasa penasaran warganet, bahkan tidak sedikit yang memberikan pujian lewat berbagai konten yang beredar di TikTok.

Motif batik karpet Masjid Raya Sheikh Zayed

Karpet Masjid Raya Sheikh ZayedDOKUMENTASI WASKITA Karpet Masjid Raya Sheikh Zayed

Berdasar penelusuran Kompas.com, batik pada karpet Masjid Raya Sheikh Zayed adalah batik dua negeri yang merupakan akulturasi dari keragaman dua budaya.

Kebenaran tersebut dikonfirmasi oleh Direktur Operasi 1 & QHSE Waskita Karya, Tbk, K. Pasek Senjaya Putra, ST, MM, saat dihubungi pada Senin (14/11/2022).

"Keragaman dua budayanya adalah Pekalongan dari pewarnaan biru pada kain memakai daun indigofera," kata Pasek.

"Kemudian dikirim ke Solo dan diwarnai memakai kayu tegeran untuk warna sogan. Ini menjadi simbol untuk pesan peleburan dan kerja sama dua negara," tambahnya.

Lebih lanjut, Pasek menjelaskan bahwa batik yang menjadi motif karpet di Masjid Raya Sheikh Zayed merupakan simbol peleburan dan kerja sama dua negara, yakni Indonesia dan UEA.

"Motif bunga tanjung kita pilih sebagai bunga lokal dari pohon teduh yang mudah tumbuh di pekarangan," ujar Pasek.

Baca juga: Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo Diresmikan Dua Presiden

"Yang banyak dipakai dalam desain batik klasik, harapannya bisa membawa keteduhan dan keindahan di dalam masjid kita."

Proses pengerjaan karpet Masjid Raya Sheikh Zayed

Batik yang dijadikan karpet pada masjid di Kecamatan Banjarsari, Solo tersebut melalui beberapa pertimbangan sebelum diaplikasikan di lantai.

Sebelum Masjid Raya Sheikh Zayed diresmikan, sempat dilakukan sidang ke cagar budaya Solo untuk mendapatkan stamp approval terhadap pola batik yang dipilih.

"Usulan pola maupun design sepenuhnya dari design perencana yang harus merepresentasikan usulannya untuk mendapat persetujuan," tutur Pasek.

Ia menambahkan, desain artwork dan sample yang sudah mendapat persetujuan dilanjutkan dengan produksi karpet bermotif batik yang memakan waktu selama 30-45 hari.

Setelah karpet bermotif batik tersebut tiba di Solo, langsung dilanjutkan dengan proses pemasangan yang memerlukan waktu selama 5-7 hari.

"Desain dan pemilihan warna dari tim perencana Airmas Interior. Manufacturing dilakukan di Bogor," ungkap Pasek.

"Mengingat target waktu yang harus selesai dalam dua bulan, kami memutuskan untuk memakai tipe axminister yang semua pembuatannya memakai mesin," sambungnya.

Padukan berbagai macam motif batik

Karpet Masjid Raya Sheikh ZayedDOKUMENTASI WASKITA Karpet Masjid Raya Sheikh Zayed

Walau Masjid Raya Sheikh Zayed merupakan replika Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, UEA, unsur tradisional tetap dipertahankan dengan cara menambahkan beberapa motif batik.

Pasek mengatakan, masjid seluas tiga hektare ini memiliki motif batik kawung di bagian hall dan pelataran yang lantainya dari marmer Italy White Carrara.

Ada pula motif batik kawung yang diaplikasikan pada Masjid Raya Sheikh Zayed yang melambangkan persatuan dan keihklasan dan motif kembang pada dinding mihrab.

Tak ketinggalan, motif batik bokor kencono turut mempercantik Masjid Raya Sheikh Zayed yang terletak pada area dome.

Baca juga: Panduan Naik Batik Solo Trans ke Masjid Raya Sheikh Zayed, Masih Gratis

"(Kemudian) motif batik koptung pada ceiling, tema pilihan kami semua berupa pola atau pun bunga, mengingat pada masjid ini tidak boleh ada gambar makhluk hidup," kata Pasek.

Ia mengungkapkan, proses pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed sengaja mengambil pendekatan local content dengan cara memasukkan unsur batik sebagai warisan budaya yang diakui oleh UNESCO.

"Ini sebagai origin dari negara kita, untuk masjid ini karena berlokasi di Solo, pola batik Solo dan sekitarnya merupakan pilihan kami sebagai perencana," ujar dia.

"Pola batik yang lain dalam implementasi interior kita buat lebih suttle, sementara untuk karpet kita memilih warna khas batik Solo."

Pasek juga melanjutkan, masjid yang menjadi bukti persahabatan Indonesia dan UAE lanskapnya dipenuhi dahan tanaman yang rimbun.

Jenis-jenis tanaman yang dipilih pun juga asli dan tumbuh di Indonesia, seperti pohon sala, pulai, ketapang, dan sawo kecik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com