Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Di masyarakat, pembahasan tentang seks masih dianggap tabu. Bahkan tak jarang dikatakan tidak terlalu penting dan dinilai akan menjerumuskan seseorang ke arah negatif, terlebih jika disampaikan kepada remaja.
Remaja dinilai masih belum cukup mampu untuk menerima seks edukasi dengan alasan beragam. Usia, tingkat kematangan pikiran, dan stereotip terhadap remaja menyebabkan mereka tidak mendapat seks edukasi yang tepat.
Justru sebaliknya. Waktu yang tepat seseorang mendapatkan seks edukasi adalah saat mereka menginjak remaja.
Fia Helmi dan Mega Anissa dalam siniar Obrolan Meja Makan episode “Edukasi Seks pada Remaja: Apa yang Harus Dibicarakan?” membahas pentingnya mengapa remaja harus diberi pemahaman mengenai seksual dari orang terdekatnya, yang dapat diakses melalui dik.si/OMMEdukasiSeks.
Dari survei yang dilakukan oleh Magdalene, seorang siswa kelas 2 SMA di Makassar bernama Jessica Suciandy bercerita tentang minimnya pendidikan seks di sekolahnya.
“Kami tidak mendapatkan pendidikan seks di sekolah, hanya materi tentang sistem reproduksi di kelas Biologi, mulai Mulai dari sistem reproduksi, pembuahan, menstruasi, penyakit menular seksual, dan sebagainya,” jelasnya.
Padahal, menurut pakar psikologi anak dan perkembangan dari University of Texas, John W. Santrock, masa remaja merupakan masa kritis yang umumnya ditandai dengan perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional.
Baca juga: Kenapa Perempuan Sulit Keluar dari Abusive Relationship?
Wanita mengalami menstruasi, pria mengalami mimpi basah dan kedua jenis kelamin mulai mengembangkan ketertarikan seksual terhadap lawan jenis atau sesama jenis.
Santrock juga menambahkan bahwa edukasi seks dapat berfungsi sebagai pengetahuan agar remaja dapat memahami faktor risiko dan tanggung jawab, mengenali nilai dan seksualitas diri sendiri, serta melatih pengendalian diri.
Remaja perlu mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan seksualitasnya, mulai dari menstruasi, fungsi organ genital, seks yang aman, pentingnya persetujuan dalam berhubungan seks, kekerasan relasional, dan kepuasan seksual.
Aspek-aspek tersebut sulit diperoleh siswa jika hanya mengandalkan kurikulum sekolah yang ada, apalagi jika mengandalkan sumber yang meragukan seperti pornografi, artikel acak di internet, atau informasi acak dari media sosial.
Lantas, bagaimana cara untuk memberikan edukasi tentang seksual kepada remaja? Melansir dari QuickDr., Moms and Dads bisa melakukan hal-hal di bawah ini.
Sebelum mulai membahas topik seks dengan anak remaja, sangat penting untuk mempersiapkan diri. Akan lebih baik jika Moms and Dads dapat membicarakan hal ini dengan pasangan dan kemudian memutuskan pesan dan nilai apa yang perlu dikomunikasikan.
Tetap perbarui diri tentang masalah seksual saat ini. Coba untuk menemukan buku perkembangan seksual yang sesuai untuk dibaca bersama anak.