Pasalnya, mereka bisa mengira hal itu terjadi lagi dan memperparah trauma yang dirasakan.
Baca juga: Penyebab Trauma, Gejala, dan Dampaknya bagi Kesehatan Mental
Steven Berkowitz, Ketua Persoalan Bencana dan Trauma di American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, mengatakan ada kecenderungan orangtua dan anak terpaku pada berita buruk itu.
"Tindakan ini tidak baik efeknya untuk anak-anak karena mereka tidak memahami segalanya, dan itu membuat kewalahan." ujar dia seperti dimuat di laman Huffpost.
Matikan televisi dan atur gadget agar tidak menayangkan terlalu banyak konten bencana.
Dengan cara ini, anak akan menyadari jika ada akhir dari kejadian buruk yang dirasakan dan bukannya malah terus terjebak dari perasaan yang sama.
Orangtua tidak dapat membantu anaknya jika dirinya sendiri kelelahan atau stres karena bencana alam.
Dr Baldwin menekankan pentingnya orang tua terhindar dari stres dan memperhatikan kondisinya sendiri.
"Perasaan Anda sendiri valid dan penting, bicaralah dengan orang dewasa yang dipercaya, teman atau ahli kesehatan," kata dia.
Baca juga: Self Healing dalam Sekejap Melalui 5 Teknik Sederhana
Menurut dia, self healing sangat penting dilakukan karena anak tidak bisa membantu kita.
Sebaiknya segera cari bantuan orang lain jika sudah merasa kewalahan dan tertekan karena mengalami bencana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.