Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/11/2022, 15:24 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sering terbangun untuk buang air kecil di malam hari tentu bisa mengganggu tidur, bahkan menurunkan produktivitas di siang hari.

Umumnya, seseorang dapat tertidur di malam hari tanpa buang air kecil selama sekitar 6-8 jam.

Nah, jika kamu berkali-kali bangun di tengah malam untuk buang air, ada kemungkinan kamu mengalami nocturia.

Randy Wexler, MD, profesor kedokteran keluarga dan wakil ketua bidang klinis di Ohio State University Medical Center menjelaskan, ketika tidur, peningkatan aliran darah ke ginjal dapat mempercepat produksi urine.

Baca juga: Ketahui 11 Penyebab Kita Sering Buang Air Kecil

Apabila kita terbangun karena mendengar dengkuran pasangan, insomnia, atau alasan lain yang tidak ada hubungannya dengan kandung kemih, tubuh tidak kesulitan memproduksi urin ketika kita pergi ke kamar mandi.

Tetapi jika buang air kecil menjadi alasan kita terbangun, itu bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan, menurut Wexler.

Ada sembilan hal yang menyebabkan kita sering buang air kecil di malam hari, yaitu:

1. Minum terlalu banyak air sebelum tidur

Wexler mengatakan, orang seringkali tidak menyadari berapa banyak air mineral yang diminum beberapa jam sebelum tidur, dan asupan cairan dapat mengganggu tidur mereka.

Baca juga: 6 Cara Hentikan Keseringan Buang Air Kecil di Malam Hari

"Saya menganjurkan pasien untuk berhenti minum air dua jam sebelum tidur," ungkap pria tersebut.

Selain itu, pergilah ke kamar mandi sesaat sebelum kita tidur.

Jika semua cara ini sudah dilakukan namun kita masih terbangun untuk buang air kecil, cobalah berkonsultasi dengan dokter.

2. Minum alkohol atau kafein menjelang tidur

Baik alkohol maupun kafein dapat meningkatkan produksi urin, catat Wexler.

Ia merekomendasikan untuk menghentikan semua asupan kafein --termasuk teh-- pada pukul 6 sore, serta berhenti mengonsumsi alkohol setidaknya tiga jam sebelum tidur.

Sekali lagi, jika kita sudah menerapkan cara ini dan masalah buang air kecil di malam hari tetap ada, periksakan diri ke dokter.

Baca juga: 11 Penyebab Terlalu Sering Buang Air Kecil

3. Kekurangan hormon antidiuretik

"Seiring penuaan, hormon antidiuretik akan berkurang secara alami," kata Tobias Kohler, MD, ketua urologi di Illinois Memorial Hospital.

Hormon antidiuretik membantu ginjal mengendalikan kadar cairan. Jika hormon ini mengalami penurunan, maka semakin sering kita buang air kecil.

Menurut Kohler, hilangnya hormon alami ini biasanya dimulai sekitar usia 40 tahun, tetapi lebih sering terjadi pada usia 60-an atau 70-an.

"Ada beberapa terapi obat, tetapi banyak orang yang hanya menerima kondisi itu," sambung dia.

4. Infeksi saluran kemih

Pada wanita, kemungkinan besar penyebab buang air kecil di malam hari adalah infeksi saluran kemih, kata Wexler.

"Jika itu adalah infeksi saluran kemih, buang air kecil mungkin disertai sensasi terbakar atau tidak nyaman," jelasnya.

Kendati jarang terjadi pada pria, infeksi saluran kemih juga dapat membuat pria merasa ingin buang air kecil sepanjang waktu, termasuk di malam hari.

Baca juga: Sering Buang Air Kecil Setelah Minum Kopi, Apa Penyebabnya?

5. Kaki bengkak

Jika kita memiliki kaki atau tungkai yang bengkak --kondisi yang dikenal sebagai edema-- retensi atau kelebihan cairan di tubuh bagian bawah dapat menyebabkan kita sering buang air kecil saat tidur.

"Semua cairan di kaki harus pergi ke suatu tempat, dan itu meningkatkan produksi urin," ujar Kohler.

Solusinya, letakkan kaki lebih tinggi dari bagian tubuh lain beberapa jam sebelum tidur.

Cara ini akan membantu cairan di bagian bawah tubuh mengalir ke atas, sehingga memungkinkan kita untuk buang air kecil sebelum beranjak ke tempat tidur.

6. Diabetes atau pradiabetes

Pada penderita diabetes atau pradiabetes, tubuh dapat meningkatkan produksi urin untuk membersihkan kelebihan gula darah.

Inilah sebabnya penderita kondisi tersebut bisa sering terbangun untuk buang air kecil di malam hari, ujar Wexler.

Intensitas kencing yang sering akibat diabetes atau pradiabetes akan bertahan sepanjang hari.

7. Infeksi menular seksual

"Beberapa infeksi menular seksual dapat menyebabkan sering buang air kecil, seperti gonore dan klamidia," tutur Wexler.

Sensasi terbakar saat buang air kecil juga bisa menandakan infeksi menular seksual.

 

Baca juga: Buang Air Kecil Lebih Sering Akibat Minum Kopi, Benarkah?

Namun pada orang berusia paruh baya atau lansia, sensasi terbakar sering dikaitkan dengan infeksi saluran kemih.

8. Pembesaran rahim atau ovarium

Berbagai kondisi seperti polip rahim, kista ovarium, atau kanker rahim dan ovarium dapat menyebabkan pembesaran organ-organ itu.

Jika ukuran organ yang disebutkan tadi terlalu besar, akan menyebabkan kandung kemih tertekan dan membuat kita sering pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil, menurut Wexler.

"Tidak ada cara untuk mengetahui apakah salah satu organ itu adalah penyebabnya kecuali kita menemui dokter," tambah dia.

9. Kandung kemih menggembung

Otot, ligamen, dan jaringan ikat yang membantu membentuk dasar panggul wanita juga menopang kandung kemih dan organ lainnya.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Masalah Buang Air Kecil pada Malam Hari

Berbagai faktor seperti usia atau melahirkan bayi pervaginam dapat membuat dasar panggul melemah dan kandung kemih mengalami prolaps (menggembung atau menonjol keluar).

Jika itu terjadi, keinginan untuk buang air kecil akan sering terjadi.

"Wanita dapat melakukan senam kegel untuk prolaps kandung kemih, tetapi harus didiagnosis terlebih dahulu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com