Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2022, 21:00 WIB
Anya Dellanita,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sakit gigi memang menyebalkan, bahkan terkadang lebih parah dibandingkan sakit hati, seperti kata lagu dangdut populer.

Keluhan ini bisa muncul sewaktu-waktu meskipun kita sudah berusaha menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Kadang kala, kita juga gagal memahami penyebab gigi yang sakit sehingga menyebabkan rasa nyeri, ngilu, dan bengkak.

Baca juga: 6 Cara Meringankan Sakit Gigi Berlubang Nyut-nyutan di Rumah

Berbagai penyebab sakit gigi

Mengetahui penyebab sakit gigi sebenarnya penting untuk memilih penanganan yang tepat.

Tujuannya agar rasa sakit tersebut bisa segera mereda dan tidak mengganggu aktivitas kita.

Untuk mengetahuinya, simak daftar penyebab sakit gigi dari periodontis Sasha Ross, DMD, MS dan dokter gigi umum Anne Clemons, DMD, yang dilansir dari Cleveland Clinic, berikut ini.

Penyebab sakit gigi paling umum adalah gigi berlubang, yang terjadi ketika enamel gigi terkikis dan menciptakan lubang kecil di gigi dan dapat menimbulkan rasa sakit.

Sebenarnya, lubang ini bisa diobati sebelum menimbulkan rasa sakit.

Sayangnya, terkadang seseorang justru baru mengunjungi dokter gigi, sehingga lubang belum sempat diobati, yang akan membuat diri merasa tersiksa. Gigi pun bisa rusak karenanya.

Baca juga: 5 Cara Aman Mengobati Sakit Gigi Berlubang

Bahkan, jika gigi berlubang menjadi cukup parah dan mendekati saraf, kada kemungkinan kita perlu mengunjungi ahli endodontik alias spesialis saluran akar gigi.

  • Menggeretakkan gigi (bruxism)

Bruxism atau menggeretakkan gigi secara tidak sengaja juga dapat menjadi penyebab sakit gigi.

Kebiasaan yang dapat terjadi baik pada malam maupun siang hari ini dapat menyebabkan nyeri pada rahang dan gigi patah. Bahkan lama kelamaan, enamel gigi pun bisa menipis.

Baca juga: 4 Cara Menghilangkan Bruxism, Kebiasaan Menggertakkan Gigi Saat Tidur

Kebiasaan ini tentu akan sulit dihentikan. Namun untungnya, dokter gigi punya solusinya, yaitu menyiapkan alat bernama “nightguard,” yang akan mengurangi kontraksi dari otot rahang.

Ilustrasi bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur. Cara menghilangkan bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur. Shutterstock/GBALLGIGGSPHOTO Ilustrasi bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur. Cara menghilangkan bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur.

Bruxism sendiri merupakan salah satu dari temporomandibular joint disorders (TMD), sebuah kondisi yang mempengaruhi persendian di rahang serta ligamen dan otot di sekitarnya.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Sakit Gigi, Tak Cukup Cuma Jaga Kebersihan Mulut

Beberapa kondisi lain yang termasuk dalam TMD, adalah berikut ini.

  • Trauma akut, seperti rahang yang patah atau terkilir.
  • Arthritis pada sendi temporomandibular.
  • Pemindahan sendi.
  • Maloklusi, terkadang disebut "gigitan buruk".

Selain merusak gigi. kelainan ini dapat menyebabkan nyeri rahang dan sakit kepala, jadi penting untuk berbicara dengan dokter gigi guna mengatasinya.

  • Gigi abses

Abses adalah benjolan berisi nanah yang biasanya disebabkan oleh infeksi, dan dapat terjadi di mana saja di tubuh, termasuk gigi.

Jadi, gigi yang abses berarti ada kantong nanah yang terbentuk di sekitar gigi kita.

Abses gigi sendiri terdiri dari tiga jenis berbeda yang perlu dikonsultasikan ke dokter gigi, yaitu:

  • Gingiva, abses di gusi.
  • Periapikal, di ujung akar gigi.
  • Periodontal, pada tulang atau jaringan yang mengelilingi gigi.

Baca juga: 10 Cara Mengobati Sakit Gigi di Malam Hari

Fraktur akar

Sumber sakit gigi lainnya bisa berupa patah tulang akar, alias retakan pada akar gigi.

Jenis cedera gigi ini sulit didiagnosis karena terjadi jauh di bawah permukaan gigi dan gusi. Bahkan,terkadang rontgen pun tidak bisa membantu.

Namun endodontist bisa melakukan beberapa tes pada gigi untuk memastikan gejalanya.

Pemindaian 3D yang disebut CT scan cone beam juga dapat menunjukkan keropos tulang di sekitar gigi, yang seringkali mengindikasikan adanya fraktur akar.

Infeksi sinus atau alergi

Ilustrasi sakit gigiHealth Grades Ilustrasi sakit gigi
Bukan hanya sakit kepala dan hidung tersumbat, infeksi sinus juga bisa jadi penyebab sakit gigi.

Menurut Dr. Clemons, saat saluran sinus terinfeksi, saluran itu bisa tersumbat atau terisi dengan cairan,menyebabkan pipi dan gigi tertekan serta membuat seluruh bagian wajah terasa nyeri.

Baca juga: Apa Itu Sinus, Macam-macamnya, dan Penyakit pada Sinus

Infeksi sinus sendiri bisa disebabkan oleh berbagai hal, termasuk alergi.

Bahkan jika alergi itu tidak menyebabkan infeksi sinus, alergi tetap dapat memberikan tekanan yang sama pada rongga sinus dan seluruh wajah.

Gigi bungsu

Sama seperti bayi yang menangis saat tumbuh gigi, mereka yang telah berusia remaja atau dewasa juga bisa merasakan hal yang sama saat gigi bungsu mulai tumbuh.

“Gigi bungsu biasanya muncul antara usia 17 hingga 21 tahun, tetapi tidak selalu terlihat,” ujar Dr. Clemons.

Selain itu, gigi bungsu juga sering tumbuh di area gusi atau tulang rahang, yang dapat membuatnya lebih sakit, lebih sulit dibersihkan, dan lebih rentan terhadap infeksi.

Karena itulah, gigi bungsu biasanya perlu dicabut.

Baca juga: Mengenal Pentingnya Mencabut Gigi Bungsu

Masalah kesehatan lainnya

Meski biasanya disebabkan oleh masalah gigi dan mulut, Dr. Ross mengatakan bahwa ada beberapa masalah kesehatan lain yang dapat menyebabkan sakit gigi.

Misalnya, berikut ini.

  • Sariawan.
  • Virus herpes simpleks (luka dingin pada mulut).
  • Lichen planus, kondisi peradangan kulit yang juga dapat muncul di mulut.
  • Neuralgia trigeminal, kelainan nyeri wajah yang dapat terasa seperti nyeri gigi, meski cukup jarang terjadi dan perlu ditangani oleh ahli saraf atau ahli nyeri.

Jadi, dengan mengetahui penyebab sakit gigi di atas, kini kita bisa waspada.

Baca juga: Cara Membuat Ramuan Obat Sakit Gigi dengan Bahan Alami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com