Sampai saat ini, para ilmuwan meyakini rutinitas seks pada ular sebagian besar tentang memaksa ular jantan untuk kawin, catat Folwell.
"Tapi dengan adanya penemuan klitoris kita bisa mulai melihat lebih ke arah rayuan dan rangsangan sebagai bentuk lain dari betina yang lebih bersedia dan cenderung untuk berhubungan seks dengan pejantan," katanya.
Baca juga: 7 Aroma yang Dapat Mengusir Ular dari Rumah, Mudah Didapat
Studi tersebut juga membuka seperti apa pola foreplay ular yang selama ini dihipotesiskan, di mana ular jantan akan melingkari ekor pasangannya kemudian melakukan penetrasi.
"Ada banyak perilaku yang berpotensi menandakan bahwa pejantan mungkin ada di area itu untuk merangsang betina," imbuh Folwell.
Dia mencatat, pada beberapa spesies ular, area klitoris cenderung rapuh dan sangat kecil (kurang dari satu milimeter).
Adapun kepercayaan yang melihat ular betina memiliki penis layaknya pejantan namun berukuran kecil, seperti yang ditemukan pada biawak.
Dengan kepercayaan itu, para ilmuwan dinilai sudah salah mengira hemipenis sebagai hemiklitoris.
Salah satu peneliti lain dalam studi tersebut, Kate Sanders, profesor asosiasi di University of Adelaide mengatakan penemuan ini tidak akan berhasil tanpa sudut pandang berbeda dari Folwell.
"Penemuan ini menunjukkan bagaimana sains membutuhkan beragam pemikir dengan beragam ide untuk maju," katanya.
Baca juga: Mengenal King Kobra, Ular yang Tewaskan Pawangnya di Trenggalek
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.