Meski setiap anak bisa melakukan tantrum saat keinginannya tidak terpenuhi, tantrum terlalu sering tanpa sebab yang jelas bisa menandakan bahwa ada masalah pada anak.
Misalnya, autisme yang ditandai dengan keteraturan dan perilaku repetitif, yang dapat menyebabkan anak tantrum jika ada sesuatu yang mengganggu keteraturan itu.
Selain itu, tantrum pada anak usia sekolah bisa mengindikasikan kesulitan belajar, kecemasan, hingga salah satu tanda depresi.
Jadi jika merasa tantrum anak berlebihan, berkonsultasilah dengan tenaga profesional untuk mengetahui akar masalahnya.
Terkadang, anak bisa mengalami kesulitan saat belajar, yang akan berdampak pada kepercayaan dirinya dan mengakibatkan stres berlebih. Jika seperti ini, bantulah anak untuk mengatasi masalahnya dengan mempelajari cara mengelola stres bagi anak.
Namun, jika prestasi anak mendadak menurun, ini bisa menjadi tanda masalah lain, seperti stres, depresi, atau dilecehkan.
Biasanya, anak yang mengalami pelecehan akan menarik diri, selalu merasa tidak aman, dan menunjukkan perubahan perilaku lain, seperti beberapa perilaku buruk berlebihan.
Jadi, jika merasa anak mengalami stres atau menunjukkan tanda-tanda depresi, berkonsultasilah dengan tenaga profesional untuk membantu kita menemukan solusinya.
Baca juga: Pengaruh 7 Jenis Makanan pada Perilaku Anak
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang