"Kita duduk di sungai, bulan Oktober kan sudah musim dingin jadi suasananya berkabut. Mungkin karena kita semua sedang mabuk, kita melihat kapal datang dan isinya alien-alien."
"Mereka bertanya pada kita, 'hei manusia bumi apa kabar'. Kita sempat menjawab kabar kita jelek. Sejak manusia ada hanya saling pukul-pukul aja, perang," lanjut Daniel.
Dari situ, Daniel bersama teman-temannya pun sepakat untuk menciptakan karya yang berwarna-warni agar tetap bahagia dan waras di dunia "manusia" yang carut-marut.
"Bagi saya, karya indah berwarna-warni itu membuat bahagia. Semua orang biar bahagia enggak usah susah-susah pikir yang lain."
"Kita hidup itu udah susah kenapa harus dibuat susah dengan tema yang berat, yang ringan-ringan aja," tutur Daniel.
Lebih dari 50 karya dipamerkan
Tidak kurang dari 50 karya seni, termasuk lukisan dan kerajinan tangan ditampilkan dalam pameran "Owalah" di Bentara Budaya Jakarta.
Ilustrasi naga terlihat dalam beberapa karya yang disajikan Daniel, termasuk kriya bertajuk "Le Nogo" berukuran 180 x 200 x 60 sentimeter.
"Saya sering buat naga, karena naga itu makhluk paling bingung di dunia. Naga kan sebetulnya makhluk fiktif," kata dia.
"Kalau di Asia, naga itu dihormati sekali karena naga melambangkan kebahagiaan. Tapi di Eropa, naga adalah makhluk jahat yang harus dibunuh."
"Kisah naga itu sebenarnya membingungkan. Dan kita manusia itu seperti naga, dualisme antara bahagia dan tidak bahagia," tambahnya.
Melalui pameran ini Daniel tidak hanya berbagi kebahagiaan, namun juga berupaya mengajak masyarakat untuk merenung, mengapa manusia tidak mau saling membahagiakan dan berbagi kasih.
Ada pula satu lukisan bertajuk "Konslet" yang seolah-olah menunjukkan luapan kekesalan Daniel pada dunia.
"Dalam kehidupan ini sudah terlalu banyak masalah, jadi kekonsletan itu harus muncul sebagai saluran pengeluaran."
"Sama kaya mobil atau motor kalau enggak ada knalpotnya gimana? Nah, itu fungsinya sebagai knalpot atau pembuangan. Kita butuh itu dalam banyak situasi kehidupan," tegas Daniel.
Berlangsung selama seminggu
Kamu bisa menyaksikan pameran ini di Bentara Budaya Jakarta pada pukul 10.00-16.00 WIB setiap harinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.