KOMPAS.com - Stres dapat menyebabkan berat badan naik, bahkan berdampak secara signifikan terhadap kemampuan tubuh menjaga berat badan ideal.
Bisa jadi, itu dikarenakan oleh kombinasi gaya hidup yang tidak sehat dan peran hormon stres bernama kortisol.
Hubungan antara stres dan peningkatan berat badan disampaikan lebih jauh oleh psikolog Leslie Heinberg, PhD.
Baca juga: Kesehatan Holistik untuk Redakan Stres dan Hidup Berkualitas, Mau Coba?
Untuk memahami hubungan antara stres dan peningkatan berat badan, kita perlu mengetahui lebih dulu apa itu kortisol dan peranannya terhadap tubuh.
Kortisol dilepaskan oleh tubuh saat kita mengalami stres fisik atau psikologis.
Kortisol adalah hormon melawan atau lari (fight or flight) yang memperlambat proses fisiologis yang tidak krusial untuk bertahan hidup dalam situasi darurat (seperti metabolisme), dan mempercepat proses yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Artinya, saat kadar kortisol meningkat, itu memicu rangkaian reaksi seperti peningkatan tekanan darah dan produksi insulin, sembari menekan sistem kekebalan tubuh.
Saat kadar insulin meningkat, kadar gula darah menurun, dan tubuh merasa ingin makan makanan berlemak dan manis. Seiring waktu, kadar kortisol yang tinggi dapat merusak tubuh.
Studi pada 2017 menunjukkan, hormon stres kortisol terkait dengan kelebihan berat badan dan lemak visceral di bagian perut.
Juga, ditemukan hubungan yang kuat antara stres jangka panjang dan peningkatan berat badan yang tidak sehat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.