Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agung Setiyo Wibowo
Author

Konsultan, self-discovery coach, & trainer yang telah menulis 28 buku best seller. Cofounder & Chief Editor Kampusgw.com yang kerap kali menjadi pembicara pada beragam topik di kota-kota populer di Asia-Pasifik seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Dubai, dan New Delhi. Founder & Host The Grandsaint Show yang pernah masuk dalam Top 101 podcast kategori Self-Improvement di Apple Podcasts Indonesia versi Podstatus.com pada tahun 2021.

Self-Coaching, Kunci Pengembangan Diri

Kompas.com - 08/03/2023, 14:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Melalui pengembangan diri, kita akan menemukan cara untuk menaikkan skor hingga seimbang ke tingkat yang dapat diterima berdasarkan cara kita memprioritaskan masing-masing skor.

Kedua, temukan alasan kuat. Latihan efektif lainnya yang dapat kita lakukan sendiri di rumah adalah menemukan alasan kuat atau motivasi dari dalam diri.

Alasan kuat kita adalah bagian mendasar dari proses coaching karena, menurut banyak teori motivasi, jika kita menemukannya, kita dapat menggunakannya untuk keuntungan kita agar tetap termotivasi dan mencapai tujuan kita.

Alasan kuat kita adalah hasrat kita yang paling dalam. Itu ibarat "bahan bakar" yang menggerakkan mobil atau sepeda motor.

Jika kita memiliki tujuan dalam pikiran, tanyakan pada diri sendiri "mengapa saya ingin mencapai tujuan ini?" Jawabannya biasanya dikaitkan dengan emosi yang begitu kuat ini.

Kemudian, tanyakan pada diri kita lagi. Dan lagi. Dan lagi!

Kedengarannya membosankan, tetapi sebenarnya bisa sangat menyenangkan dan mencerahkan. Akhirnya, kita akan memahami semuanya dan membuka "motivator" terdalam kita sendiri.

Mari kita lihat sebuah contoh:

Jika kita ingin belajar menerbitkan buku karya sendiri, tanyakan pada diri sendiri “mengapa?”
Jika jawabannya adalah “personal branding”, lanjutkan: mengapa?

Kita mungkin menyadari bahwa alasan kita ingin menerbitkan buku karya sendiri adalah agar dianggap ahli atau menonjol di bidang tertentu. Sehingga, orang akan mempersepsikan diri kita sesuai harapan kita.

Namun jangan berhenti di situ! Mengapa personal branding itu penting bagi kita?

Akhirnya, kita mungkin menyadari bahwa keinginan kita untuk menerbitkan buku karya sendiri berakar pada kebutuhan untuk diakui oleh banyak orang.

Seperti yang kita lihat, urutan "mengapa" dapat membantu introspeksi yang menakjubkan. Sekarang setelah kita mengetahui lebih banyak tentang emosi yang mendorong minat kita, kita dapat membuat rencana yang sesuai!

Alasan kita akan menjadi jangkar bagi hampir semua kesuksesan Self-Coaching maupun pengembangan diri kita.

Jadi, siapkah kita untuk mencapai mimpi terbesar kita? Maukah kita berubah demi melejitkan potensi terbaik diri kita?

Jika jawaban keduanya iya, mungkin Self-Coaching patut kita pertimbangkan untuk dicoba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com