Tetapi ketika ia berpisah dari istrinya pada usia 68 tahun, ia mulai bersosialisasi setiap hari dengan orang-orang dari klub kesehatan setempat.
Alhasil, skor kebahagiaannya pun naik ke angka tertinggi.
Banyak partisipan dalam studi ini juga memiliki masa kecil yang tidak bahagia, atau masa kecil yang dirusak oleh orangtua yang pemabuk atau pemarah, tetapi kemudian mencapai kehidupan yang bahagia.
"Cara hidup kita di dunia ini tidak ditetapkan di atas batu. Lebih tepatnya, itu seperti digoreskan di atas pasir."
"Masa kecil kita bukanlah nasib kita. Watak alami kita bukanlah takdir kita. Lingkungan tempat kita dibesarkan bukanlah takdir kita. Studi menunjukkan hal ini dengan jelas," tulis para peneliti.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.