Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Diabaikan, Kenali 7 Efek Samping Konsumsi Temulawak Berlebihan

Kompas.com - 01/05/2023, 16:59 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Temulawak atau curcuma xanthorrhiza dikenal sebagai jenis rimpang yang biasa digunakan dalam pengobatan herbal.

Meski jenis rimpang yang mirip kunyit ini memiliki banyak manfaat, bukan berarti saat mengonsumsinya kita terbebas dari efek samping.

Terutama saat dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, berikut beberapa efek samping konsumsi temulawak yang berlebihan.

Baca juga: Manfaat Temulawak, Atasi Gangguan Pencernaan hingga Obati Kanker 

Efek samping berlebihan konsumsi temulawak

Temulawak mengandung sejumlah nutrisi, zat aktif dan mineral penting bagi kesehatan.

Namun bagi orang yang punya sensitivitas tertentu, kandungan itu bisa menimbulkan efek samping setelah mengonsumsinya secara berlebihan.

Berikut sejumlah efek samping dari temulawak yang perlu diwaspadai saat memanfaatkan rimpang satu ini sebagai obat herbal.

1. Peningkatan detak jantung

Konsumsi temulawak berlebihan bisa berdampak pada peningkatan detak jantung. Karena itu, jenis rimpang yang satu ini tidak boleh sembarangan dikonsumsi oleh penderita hipertensi.

2. Gangguan pencernaan

Berbagai gangguan pencernaan bisa saja menjadi efek samping temulawak selanjutnya.

Ya, keluhan yang satu ini bisa saja terjadi akibat terlalu sering atau konsumsi tanaman herbal dalam jangka panjang.

Sejumlah gangguan pencernaan yang mungkin menjadi gejalanya meliputi diare, sakit perut, hingga asam lambung naik.

3. Gangguan ginjal

Konsumsi temulawak yang berlebihan bisa mengakibatkan ginjal kewalahan dalam mengeluarkan residu dari temulawak.

Masalah yang satu ini juga biasanya dialami orang-orang yang keseringan atau berlebihan konsumsi jenis tanaman herbal yang lainnya.

Untuk menghindari kondisi ini, biasanya jumlah konsumsi temulawak harus diseimbangkan dengan asupan air putih yang cukup untuk mempermudah kinerja ginjal dalam membuang residu dari rempah-rempah.

Baca juga: Jerawat hingga Tumor, 6 Khasiat Temulawak untuk Cegah Penyakit 

Ilustrasi temulawak bubukUnsplash Ilustrasi temulawak bubuk

4. Meningkatkan risiko infeksi kandung kemih

Gejala ini merupakan efek lanjutan dari kondisi organ ginjal yang mengalami gangguan.

Residu dan kotoran-kotoran yang tidak mampu dikeluarkan ginjal secara optimal secara langsung bisa memicu risiko infeksi pada kandung kemih.

5. Mengganggu fungsi organ hati

Residu temulawak di dalam tubuh juga dapat membuat kinerja liver atau organ hati menjadi menurun.

Sehingga dampak yang paling terasa ketika berlebihan konsumsi temulawak adalah organ hati tidak bisa mengoptimalkan kinerjanya.

Gejala yang satu ini sebenarnya mirip seperti berlebihan konsumsi kunyit dan jenis rimpang lainnya yang bisa meninggalkan residu di dalam tubuh.

6. Risiko obesitas

Temulawak dikenal akan manfaatnya dalam meningkatkan nafsu makan. Jika kebiasaan konsumsi temulawak tidak dikontrol dengan baik, bisa jadi seseorang yang badannya kurus memiliki nafsu makan berlebihan hingga membuatnya jadi obesitas.

7. Keracunan makanan

Hati-hati mengonsumsi temulawak dalam keadaan segar atau tidak dibersihkan lebih dulu.

Pasalnya kebiasaan yang satu ini bisa memicu keracunan makan akibat adanya kontaminasi pada temulawak.

Gejala yang ditimbulkan akibat sembarangan konsumsi temulawak ini meliputi muntah, diare, mulut kering, perasaan haus, lemas hingga tanda-tanda syok dan penurunan kesadaran.

Baca juga: Waspada Obesitas Setelah Lebaran, Segera Lakukan 3 Pencegahan Ini 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com