Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TikTok Ungkap Tren Meningkatkan Penjualan bagi UMKM

Kompas.com - 16/05/2023, 23:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tren social commerce saat ini semakin diminati pelaku UMKM.

Pasalnya, social commerce dianggap mampu menjawab tiga kebutuhan utama bisnis, yaitu promosi, berjualan, serta berinteraksi dengan konsumen dalam satu aplikasi.

Hasil riset gabungan antara platform TikTok dengan DS/innovate dalam laporan berjudul MSME Empowerment Report 2022 menunjukkan, dari 1.500 pelaku UMKM, 80 persen di antaranya sudah menyadari pentingnya social commerce.

Hal itu diungkapkan Vonny Ernita Susamto, Incubation Lead TikTok Shop Indonesia dalam diskusi yang diadakan di Jakarta, Selasa (16/5/2023).

"Kita melihat 80 persen responden sudah memanfaatkan platform digital termasuk medsos untuk mempromosikan produk, berinteraksi dua arah dengan konsumen, hingga berjualan di platform pilihan mereka," tutur Vonny.

"Kebiasaan inilah yang kemudian disebut social commerce."

Menurut dia, social commerce adalah bagian dari strategi soft selling yang efektif.

Di saat penjual mulai mempromosikan produk dan membuat konten edukasi di media sosial, penjual juga dapat menjalin interaksi dengan konsumen secara lebih mudah.

"Saya tidak bisa sebut angka, tapi social commerce ini bisa meningkatkan omset para pelaku UMKM, dan angka kenaikan omset itu cukup signifikan," imbuh Vonny.

Tren social commerce diperkirakan bakal terus berkembang di kemudian hari, sehingga layak dijadikan alternatif oleh pelaku UMKM.

Berdasarkan data dari laporan MSME Empowerment Report 2022, sekitar 91,3 persen pelaku UMKM menggunakan medsos sebagai kanal pemasaran.

Lalu, 72,5 persen responden menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan konsumen, dan lebih dari 80 responden memanfaatkannya untuk berjualan.

"TikTok ada di persimpangan antara commerce, konten yang menghibur dan komunitas, di mana konten organik bisa menjadi trending dengan cepat dan menciptakan demand secara global," sambung wanita tersebut.

"Hal inilah yang akhirnya membentuk budaya berbelanja yang kami sebut community commerce."

Community commerce termasuk jenis social commerce yang didorong oleh kreator yang melakukan pemasaran dari mulut ke mulut.

Di TikTok, community commerce memiliki pendekatan shoppertainment, yang memadukan unsur hiburan dengan pengalaman berbelanja.

"Konten yang otentik dan menghibur menjadi kunci untuk menarik interaksi dan partisipasi aktif dari komunitas TikTok," ujar Pandu Nitiseputro, Head of SMB TikTok Indonesia dalam kesempatan yang sama.

Ia mencatat, interaksi antar merek, kreator, dan komunitas dapat mendorong keputusan konsumen untuk berbelanja.

Demi membantu pelaku UMKM menerapkan hal itu, TikTok menyediakan berbagai fitur serta solusi bisnis dengan berlandaskan konsep shoppertainment.

"Lewat konsep ini kami terus mendorong para penjual untuk menciptakan unsur hiburan lebih dulu, sebelum kemudian komunitas TikTok tertarik membeli produk itu," sambung Pandu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com