Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepatu Lari Era 2000-2020, Lahirnya Tren Minimalis dan Kontroversi

Kompas.com - 31/05/2023, 15:22 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Vaporfly 4% bisa dibilang "turunan langsung" dari Nike Air Zoom Alphafly NEXT%, sepatu yang dipakai Eliud Kipchoge untuk memecahkan rekor maraton dalam waktu kurang dari dua jam pada 2019.

Penampilan Kipchoge dengan purwarupa Nike Air Zoom Alphafly NEXT% menyebabkan World Athletics melarang penggunaan sepatu lari dengan sol tebal lebih dari 40 milimeter atau memiliki lebih dari satu pelat karbon.

Baca juga: Inovasi dalam Sepatu Lari Nike, Curang atau Tak Terhindarkan?

Era 2020-an

Tahun 2020-an memberikan gambaran jelas mengenai inovasi menarik yang akan dihadirkan di masa mendatang.

Masing-masing merek terus mencoba menggunakan busa dan bahan yang lebih ringan untuk menciptakan hubungan yang sempurna antara kaki dan sepatu, sembari mempertimbangkan biaya yang terjangkau.

Selain itu, beberapa merek juga sedang menggunakan prosedur manufaktur canggih agar bisa menghasilkan desain yang lebih kreatif.

Meskipun biomekanika dan kenyamanan di bagian bawah tetap menjadi fokus, sulit untuk memprediksi seberapa jauh perkembangan desain sepatu lari nantinya.

Setidaknya, ada beberapa model yang bisa menggambarkan perkembangan sepatu lari di masa depan.

Adidas 4DFWD


Dalam hal penampilan, Adidas 4DFWD terlihat sangat inovatif berkat konstruksi midsole yang dicetak dalam bentuk 3D.

Namun, struktur jala berbentuk simpul kupu-kupu tidak hanya dibuat untuk daya tarik visual.

Desain ini sebenarnya bertujuan agar meningkatkan dorongan dengan penekanan secara horizontal, bukan vertikal.

Pengembangan ini didasarkan pada analisis data kinerja atlet selama 18 tahun dan lebih dari 5 juta variasi midsole 3D.

Adidas 4DFWD diklaim dapat membantu mengurangi dampak yang dirasakan pada tulang dan sendi, sambil memberikan sensasi yang unik di bawah kaki.

Hoka Tecton X

Hoka Tecton X
Hoka Tecton X

Kategori "super shoe" dan penggunaan pelat karbon pada sepatu lari premium memiliki akar dalam balapan di jalan raya (road racing).

Namun, keinginan untuk berlari cepat menarik minat semua atlet, sehingga wajar jika teknologi tersebut diuji coba dalam olahraga lain.

Banyak merek mulai memasukkan pelat karbon ke dalam sepatu trail running. Sayangnya, penggunaan teknologi tersebut terhambat oleh medan yang tidak rata.

Untuk menjawab hal itu, Hoka mengusung Tecton X pada 2022 dengan sistem suspensi independen yang unik menggunakan dua plat karbon yang menawarkan stabilitas dan responsivitas bagi pelari.

"Konsepnya adalah menciptakan dua pelat yang memungkinkan beban dari depan ke belakang dan memberikan dorongan, tetapi juga memiliki kemampuan variasi dari sisi ke sisi untuk menyerap medan di bawah kaki," jelas Ingram.

Saucony Endorphin Elite

Saucony Endorphine Elite Saucony Endorphine Elite

Saucony Endorphin Elite dengan cepat mendapatkan reputasi sebagai salah satu sepatu lari maraton terbaik berkat konstruksi busa yang unik dan geometri premium.

Sepatu ini mewakili hasil pembelajaran Saucony terhadap pasar selama bertahun-tahun, dengan menggunakan busa PWRRUN HG.

"Bahan dan cara pembuatan busa yang kami gunakan sangat berbeda dari beberapa tahun yang lalu. Pengenalan OBC, TPU, dan PEBA telah mengubah segalanya," kata Andrea Paulson, Wakil Presiden Teknik Saucony.

"Kepadatan dan energi yang dikembalikan adalah faktor penting dalam pengujian. Sederhananya, kami bisa mendapatkan busa yang lebih ringan yang memberikan energi lebih banyak."

"Kami sudah mencapai atau mendekati batas atas dalam pengembalian energi, namun saya yakin masih ada ruang untuk membuatnya lebih ringan."

Baca juga: Merek Sepatu Lari Terpopuler yang Bisa Jadi Pilihan, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com