Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/06/2023, 13:58 WIB
Dinno Baskoro,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Sumber Parents

KOMPAS.com - Air susu ibu (ASI) mengandung banyak nutrisi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan si kecil.

Untuk memastikan kebutuhan anaknya tercukupi, para ibu kerap kali mengumpulkan ASI dalam jumlah banyak dan ditempatkan pada wadah sendiri.

ASI memang dapat disimpan dalam berbagai kondisi sesuai dengan kebutuhan misalnya dalam suhu dingin dan beku seperti di freezer.

ASI yang dibekukan ini dapat bertahan lebih lama bahkan sampai hitungan bulan jika wadahnya dipastikan memiliki kualitas yang baik.

Akan tetapi apakah ASI juga bisa disimpan pada suhu ruang

Menurut Jessica Madden, MD, IBCLC, seorang dokter anak dan ahli neonataologi di Aeroflow Breastpumps yang berbasis AS, ASI dapat disimpan pada suhu ruang dalam jangka waktu tertentu.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti memastikan wadah yang digunakan untuk menyimpan sudah steril.

"ASI harus selalu disimpan dalam wadah yang steril dan kering sebelum wadah itu digunakan," katanya seperti dilansir dari Parents.

Wadah penyimpanan ASI yang direkomendasikan pun dapat terbuat dari material kaca dan plastik food grade.

Baca juga: Wanita Hamil yang Aktif Berolahraga Memproduksi ASI yang Lebih Sehat 

Tingkat ketahanan ASI di suhu ruangan

Ilustrasi ASI disimpan pada suhu ruangUnsplash Ilustrasi ASI disimpan pada suhu ruang

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS, suhu ruangan yang dimaksud untuk menyimpan ASI berkisar antara 25 derajat Celcius.

Namun laporan dari Academy of Breastfeeding Medicine (ABM) mengatakan ASI cukup aman jika disimpan dalam suhu di rentang 10-29 derajat Celcius.

Sebenarnya suhu ruangan masing-masing rumah dapat bervariasi, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyimpan ASI.

"Berhati-hatilah untuk tidak menyimpan ASI pada suhu ruang di dekat jendela yang memungkinkan terpapar sinar matahari," demikian kata Jenelle Ferry, M.D, seorang ahli neonatologi di Pediatrix Neotatology of Florida.

Selain itu, mungkin ada sedikit perubahan pada kondisi ASI jika disimpan pada suhu ruangan.

Umumnya, ASI dapat bertahan di suhu ruang sekitar empat jam pada suhu 26-31 derajat Celcius.

Namun jika suhu ruangan lebih rendah, disimpan dalam wadah yang steril, ASI dapat bertahan 6-8 jam.

Baca juga: 5 Tip agar ASI Cepat Keluar Pasca Melahirkan 

Ciri-ciri ASI yang tidak layak konsumsi

Tingkat ketahanan ASI di suhu ruang sebetulnya merujuk pada kondisi kesehatan bayi juga.

Pada bayi prematur yang berisiko tinggi terkena infeksi karena sistem kekebalan tubuhnya belum matang, menyimpan ASI terlalu lama di suhu ruang sangat tidak direkomendasikan.

"Saya biasanya merekomendasikan ASI dibuang jika sudah disimpan pada suhu kamar lebih dari enam hingga delapan jam," kata Madden.

"Tapi untuk bayi yang sehat dan cukup bulan, ASI dapat dikonsumsi empat hingga delapan jam pada suhu ruang,".

Meski waktu penyimpanannya di suhu ruang belum melebihi batas aman, para orangtua perlu melihat sejumlah perubahan pada ASI agar tetap aman dikonsumsi.

Ciri-ciri ASI yang tidak layak dikonsumsi itu meliputi perubahan warna, rasanya yang cenderung asam, hingga aromanya cenderung busuk.

Orangtua perlu tetap waspada dengan ASI di suhu ruang karena ada kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri yang tidak cuma terlihat secara visual.

Pasalnya ASI yang tidak layak konsumsi tentu dapat memengaruhi kesehatan si kecil seperti risiko muntah hingga diare.

Baca juga: Pentingnya Peran Ayah Mendukung Pemberian ASI Eksklusif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com