KOMPAS.com - Saat kita mengalami radang tenggorokan, biasanya langkah yang akan kita ambil adalah memeriksakannya ke dokter, dan lalu menerima antibiotik jika diperlukan.
Ini bukan sepertinya bukan masalah besar.
Namun, ketika bayi atau balita kita yang terkena, setiap gejala penyakit terasa sangat serius.
Fakta bahwa radang yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi membuat situasinya sangat mengkhawatirkan.
Dokter anak, dr. Wadie Shabab menjawab soal apakah anak di bawah usia tiga tahun dapat mengalami radang tenggorokan dan langkah apa yang harus diambil oleh orangtua.
Baca juga: 5 Jenis Teh untuk Sembuhkan Radang Tenggorokan
Faringitis streptokokus akut, yang juga dikenal sebagai radang tenggorokan, merupakan infeksi bakteri yang sangat mudah menular.
Infeksi ini dapat menyebar melalui percikan pernapasan atau kontak langsung, seperti berbagi cangkir atau menyentuh permukaan yang terinfeksi.
Radang tenggorokan memiliki masa inkubasi, yaitu periode ketika seseorang dapat menularkan penyakit tanpa menunjukkan gejala, selama 2-5 hari.
Sehingga, penyebarannya dapat cepat terjadi, terutama di lingkungan seperti sekolah dan tempat penitipan anak.
Radang tenggorokan paling sering terjadi pada anak-anak berusia antara 5-15 tahun.
Beberapa jenis radang tenggorokan juga dapat menyebabkan gejala seperti ruam merah yang disebut demam berdarah atau infeksi kulit yang dikenal sebagai impetigo.
Penggunaan antibiotik dapat membantu mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi risiko penyebaran infeksi.
Namun, jika tidak diobati radang tenggorokan dapat berpotensi menyebabkan kondisi serius seperti demam rematik atau gangguan ginjal yang disebut glomerulonefritis akut.
Meski begitu, perlu dicatat komplikasi ini jarang terjadi dan lebih sering terjadi di daerah dengan sumber daya yang terbatas dan akses terbatas ke antibiotik.
Baca juga: 7 Penyebab Radang Tenggorokan dan Cara Mengatasinya
Shabab mengatakan, umumnya jarang sekali anak-anak di bawah usia tiga tahun menderita radang tenggorokan. Kemungkinan besar, penyebab ketidaknyamanan pada anak adalah virus.
Ia juga menyebut, biasanya infeksi radang tenggorokan pada bayi dan balita bersifat lebih ringan dan jarang menyebabkan komplikasi serius, dibandingkan dengan anak yang lebih besar.
Meskipun jarang terjadi, radang tenggorokan bisa menyerang anak yang masih sangat muda, dan gejalanya mungkin berbeda dengan yang ditemui pada anak yang lebih besar dan orang dewasa.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diwaspadai.
Baca juga: Radang Tenggorokan, Boleh Ngopi atau Tidak?
Meskipun bayi memenuhi sebagian besar kriteria tersebut, Shabab menyebut ada kemungkinan penyedia layanan kesehatan akan memutuskan untuk tidak melakukan pengujian atau pengobatan untuk radang tenggorokan pada bayi.
Hal ini karena selain jarang terjadi infeksi radang tenggorokan pada anak yang sangat kecil, risiko komplikasi yang serius juga sangat rendah.
Biasanya, dokter akan melakukan pengobatan radang tenggorokan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya demam rematik akut dan glomerulonefritis akut.
Sementara, sangat jarang anak di bawah usia tiga tahun mengalami komplikasi serius ini.
Sehingga, dalam banyak kasus, penyedia layanan kesehatan mungkin memilih untuk tidak melakukan tes dan membiarkan penyakit sembuh dengan sendirinya.
Meski anak di bawah usia tiga tahun tidak akan mengalami radang tenggorokan. Namun, bukan berarti tidak ada situasi penting yang memerlukan pengecekan.
Baca juga: Beda Sakit Tenggorokan dengan Radang Tenggorokan
Biasanya, penyedia layanan kesehatan akan melakukan tes tenggorokan pada anak jika hal ini terjadi.
Jika hasil tes menunjukkan infeksi streptokokus, penyedia layanan kesehatan mungkin akan meresepkan antibiotik.
Cara terbaik untuk mengurangi risiko radang tenggorokan adalah dengan menjaga kebersihan yang baik.
Meskipun anak-anak di bawah usia tiga tahun mungkin belum terlalu terampil dalam hal ini, membiasakan mereka mencuci tangan selama 20 detik dengan sabun dan air hangat sepanjang hari, sebelum makan, dan setelah bersin atau batuk adalah langkah awal yang baik.
Selain itu, menjadi contoh yang baik dengan menunjukkan perilaku kebersihan ini akan membantu kita menjaga kesehatan dan mencegah penularan penyakit kepada anak.
Baca juga: 5 Cara Cepat Mengatasi Radang Tenggorokan Tanpa Obat
Berikut adalah beberapa langkah tambahan yang dapat kita ambil untuk mengurangi kemungkinan radang tenggorokan masuk ke rumah.