Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/09/2023, 08:36 WIB
Putri Aulia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kita mungkin sering merasa cemas ketika siklus haid kita tidak berjalan sesuai jadwal yang seharusnya. Salah satu kekhawatiran utama yang timbul adalah kemungkinan kehamilan.

Beberapa orang mungkin mengalami siklus haid yang datang tepat waktu, tapi sebagian besar memiliki sedikit variasi dalam siklus haidnya.

Jadi, jika haid terlambat satu atau dua hari jangan panik dahulu. Secara umum, siklus haid berlangsung selama 28 hari, tetapi bisa berkisar antara 21 hingga 35 hari.

Artinya, jika ada perbedaan antara siklus 28 hari pada satu bulan dengan siklus 26 hari pada bulan berikutnya, itu masih dianggap normal. Namun, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai sebagai indikasi keterlambatan haid:

  • Jika sudah lebih dari 35 hari sejak haid terakhir.
  • Jika biasanya kita memiliki siklus yang sangat teratur, dan menstruasi terlambat lebih dari tiga hari.

Lalu faktor apa saja yang bisa menjadi penyebab keterlambatan haid? Berikut beberapa faktor tersebut.

Baca juga: Mengenal Berbagai Masalah Haid dan Cara Mengatasinya

Kehamilan

Ketika kita tidak hamil, tubuh secara rutin menggantikan lapisan rahimnya setiap bulan melalui haid. Ini adalah proses alami yang terjadi.

Namun, saat hamil situasinya berbeda. Lapisan rahim, tempat sel telur yang telah dibuahi menempel dan berkembang, justru menjadi lebih tebal dan lebih banyak pembuluh darahnya berkembang.

Sebagai respons terhadap kehamilan, tubuh tidak lagi meluruhkan lapisan rahim ini seperti saat haid berlangsung. Sebaliknya, lapisan tersebut terus tumbuh dan berkembang untuk memberikan dukungan dan nutrisi yang diperlukan untuk janin yang sedang berkembang.

Pola makan dan olahraga yang ekstrim

Diet sehat dan rutin berolahraga adalah cara yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun, jika dilakukan secara berlebihan bisa menyebabkan haid kita terhenti, setidaknya untuk sementara waktu.

Ini adalah cara tubuh memberi tahu, sumber daya yang ada dalam tubuh tidak cukup untuk mendukung kehamilan.

Ketika menstruasi berhenti akibat penurunan berat badan, diet yang sangat ketat, atau aktivitas olahraga berlebihan, ini disebut sebagai amenore sekunder.

Ini berarti seseorang sebelumnya telah mengalami menstruasi, tetapi sekarang berhenti. Amenore sekunder bisa terjadi jika:

  • Melakukan diet yang ekstrim dan membatasi kalori.
  • Memiliki gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia.
  • Kehilangan banyak berat badan dalam waktu singkat.
  • Menjalani latihan olahraga yang berat, seperti lari maraton.

Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Ini adalah gangguan hormon yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melepaskan sel telur, yang disebut ovulasi. Ketika ovulasi tidak terjadi, biasanya haid juga tidak akan muncul.

Banyak penderita PCOS mengalami menstruasi yang tidak teratur, terlambat atau hilang. Gejala lain dari PCOS meliputi:

  • Jerawat.
  • Rambut wajah atau tubuh yang berlebihan.
  • Rambut menipis.
  • Kenaikan berat badan atau kesulitan menurunkan berat badan.

Stres

Tingkat stres yang tinggi tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga bisa memengaruhi tubuh secara fisik, termasuk menyebabkan keterlambatan atau ketidakmunculan haid.

Stres ringan yang dihadapi sehari-hari biasanya tidak akan berpengaruh signifikan pada siklus haid. Namun, stres berat dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Ini bisa menyebabkan keterlambatan haid.

Beberapa contoh stres berat meliputi:

  • Kematian orang yang dicintai.
  • Ujian sekolah menengah atau perguruan tinggi.
  • Stres karena pekerjaan, termasuk kehilangan pekerjaan atau lingkungan kantor yang beracun.
  • Peristiwa besar dalam hidup, seperti pernikahan atau perceraian.
  • Kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal mengandung progestin atau kombinasi progestin dan estrogen, dua hormon yang bekerja bersama untuk mencegah kehamilan.

Beberapa jenis kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan perdarahan palsu yang disebut sebagai perdarahan putus obat.

Ini terjadi saat memasuki minggu bebas hormon dalam penggunaan pil, cincin, atau koyo.

Namun, jika kita memutuskan untuk menggunakan kontrasepsi secara terus menerus (tanpa minggu bebas hormon), kita mungkin akan mengalami sedikit bercak atau bahkan tidak mengalami haid sama sekali.

Baca juga: 5 Faktor yang Bisa Mengganggu Siklus Haid

Biasanya, melewatkan haid saat menggunakan kontrasepsi hormonal secara terus menerus adalah hal yang tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, sebelum mencobanya, sangat penting untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan. Hal ini untuk memastikan bahwa penggunaan kontrasepsi tersebut aman bagi kita.

Kondisi tiroid

Kelenjar tiroid adalah kelenjar berbentuk mirip kupu-kupu yang terletak di bagian bawah leher. Ini adalah salah satu komponen penting dalam sejumlah mekanisme hormonal yang membantu mengatur siklus haid kita.

Jika kelenjar tiroid terlalu aktif (hipertiroidisme) atau kurang aktif (hipotiroidisme), ini dapat menyebabkan keterlambatan haid.

Gangguan pada kelenjar tiroid adalah hal yang umum dan dapat memengaruhi lebih dari 10 persen dari seseorang yang mengalami haid.

Masalah ini bisa menyebabkan ketidakteraturan atau bahkan ketiadaan haid yang terkadang dapat disalahartikan sebagai tanda menopause.

Perimenopause

Perimenopause atau transisi dari masa reproduksi menuju menopause dapat berlangsung selama satu atau dua tahun, atau bisa juga selama beberapa tahun.

Selama masa ini, siklus haid mungkin berubah-ubah. Misalnya, 25 hari dalam satu bulan dan 29 hari di bulan berikutnya.

Usia rata-rata menopause adalah 51 tahun, sehingga perimenopause sering dimulai pada usia 40an atau 50an.

Biasanya, perimenopause juga disertai gejala lain, seperti:

  • Rasa panas (hot flashes).
  • Insomnia.
  • Perubahan suasana hati.
  • Kram.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Kekeringan vagina.

Haid yang tidak teratur selama perimenopause adalah hal yang umum terjadi. Tetapi, jika haid secara konsisten menjadi lebih berat atau berdekatan, temui penyedia layanan kesehatan.

Hal ini agar mereka dapat mengesampingkan penyebab lain dan membantu kita menemukan bantuan.

Masa muda

Ketika masih muda dan baru mengalami menstruasi, jarang sekali siklus haid langsung stabil menjadi 28 hari setiap bulannya.

Biasanya, dibutuhkan beberapa tahun untuk mencapai konsistensi ini. Ini terjadi karena pada anak praremaja dan remaja, sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium (HPO) belum sepenuhnya matang.

Sumbu HPO adalah sistem hormonal yang mengatur ovulasi dan siklus menstruasi.

Pada umumnya, saat memasuki usia akhir remaja dan 20an, haid akan menjadi lebih teratur dan dapat diprediksi.

Tetapi jika terus mengalami menstruasi yang tidak teratur, berat, atau menyakitkan, penting untuk berbicara dengan penyedia layanan kesehatan untuk mencari tahu penyebabnya.

Baca juga: Asupan yang Dibutuhkan Wanita Selama Masa Menstruasi

Apakah normal haid yang terlambat?

Perbedaan beberapa hari dalam siklus menstruasi biasanya tidak menjadi masalah serius dan bisa terjadi pada hampir semua orang dari waktu ke waktu. Namun, terkadang perubahan ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan.

Namun, jika kita mengalami haid yang tidak teratur secara terus menerus, seperti tidak dapat memprediksi kapan haid akan datang, maka sebaiknya kita berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan.

Disarankan, kita untuk mencatat jadwal haid kita. Hal ini dapat membantu kita melihat pola atau perubahan yang mungkin terjadi.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com