Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 15 September 2023, 07:48 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Saat kita sedang naik kendaraan umum sepulang latihan olaharaga atau berjalan dengan teman yang ditaksir, kita mungkin bertanya-tanya apakah bau badan kita tercium oleh orang lain.

Ketika ada orang lain di sekitar yang bau badan atau bau mulut, dengan mudah kita mengetahuinya. Tapi, tampaknya jauh lebih sulit untuk mengukur bau mulut kita sendiri.

Mengapa kita tidak bisa mencium bau dari tubuh kita sendiri dengan kepekaan yang sama?

Meskipun indera penciuman kita sering dibandingkan dengan spesies yang mengendus seperti anjing atau tikus, manusia sebenarnya tidak buruk dalam hal penciuman, dan dalam beberapa kasus dapat mengungguli hewan pesaingnya.

Hidung manusia memiliki sekitar 400 reseptor penciuman berbeda yang mampu mengenali 10 jenis bau dan lebih dari 1 triliun aroma.

Penciuman juga disebut sebagai satu dari lima indera yang berevolusi pada manusia.

Baca juga: Diabetes hingga Sinus, 4 Jenis Penyakit yang Ditandai Bau Mulut

Sebuah penelitian menemukan bahwa manusia lebih baik dalam mendeteksi senyawa aromatik tumbuhan dibandingkan anjing, berkat sejarah evolusi kita sebagai pemburu-pengumpul.

Meskipun kita memang dapat mencium bau kita sendiri – dengan mengendus sebentar di ketiak kita akan membuktikan hal ini – seiring berjalannya waktu, kita menjadi tidak peka terhadap aroma tertentu yang kita miliki.

"Hal yang sama juga terjadi pada aroma yang sering kita cium, seperti parfum di meja rias kita atau aroma di rumah," kata ahli mikrobiologi dari Universitas Duke, Hiroaki Maatsunami.

Para ahli menyebut kondisi itu sebagai "kelelahan aroma" dan penyebabnya belum diketahui. Tetapi kita bisa mengatur ulang dengan cara mencium bagian tubuh yang memiliki sedikit kelenjar keringat, misalnya siku atau lengan bawah.

Menurut ahli saraf di Universitas Brown, Rachel Herz, kemampuan kita mendeteksi aroma tubuh sendiri juga dipengaruhi oleh situasi tertentu.

"Kita memiliki bau tubuh yang unik, jadi kita bisa menyesuaikan diri dengan perubahan apa pun," kata Herz.

Baca juga: Gerah dan Bau Badan Saat Cuaca Terik, Ini Cara Mengatasinya agar Tetap Percaya Diri

Sebagai contoh, saat kita habis makan masakan yang banyak mengandung bawang putih atau sedang stres, kita bisa menciumnya di keringat atau liur.

Beberapa jenis bau tubuh juga terkait dengan penyakit tertentu. Misalnya mulut yang mengeluarkan bau seperti buah busuk bisa mengindikasikan penyakit diabetes atau penyakit parkinson akan memberikan "aroma woody".

Manusia juga sering menggunakan aroma untuk menilai kesamaan dengan orang lain dan cenderung memilih mereka yang aromanya sama karena tinggal di lingkungan yang sama.

Manusia merupakan makhluk visual, sehingga penciuman memang kurang mendapat perhatian seperti indera yang lain. Beberapa aspek terkait indera penciuman juga masih belum banyak dieksplor peneliti.

Baca juga: Punya Indera Penciuman Kuat, 8 Bau Ini Paling Dibenci oleh Anjing

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau