Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Kalian mungkin sudah tak asing dengan istilah self-love, self-awareness, dan self-worth. Hal-hal tersebut penting untuk dilakukan karena dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental seseorang.
Pasalnya, kesehatan mental sangat berkaitan dengan konsep mencintai diri sendiri karena dilakukan dengan melihat, memikirkan, serta memperlakukan diri sendiri sebaik mungkin. Namun, masih banyak orang yang belum bisa membedakan antara self-love, self-awareness, dan self-worth.
Hal ini pun dibahas dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Self-Love, Self-Awareness, Self-Worth: Serupa Tapi Tak Sama” yang dapat diakses melalui tautan s.id/AnJiwSelf.
Menurut Brain & Behaviour Research Foundation, self-love atau mencintai diri sendiri adalah penghargaan terhadap diri sendiri atas tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, maupun spiritual.
Perilaku ini bisa meningkatkan setiap individu untuk lebih menerima dan menghargai kekurangan yang dimiliki sehingga dapat merasakan kebahagiaan.
Orang yang tak memiliki sikap self-love cenderung ingin terus menantang diri sendiri. Pasalnya, sikap tersebut menimbulkan tekanan dan keinginan untuk terus unggul dan ingin segala sesuatu sempurna sepanjang waktu.
Baca juga: Bertumbuh dengan Merelakan
Mereka cenderung akan menghukum diri sendiri terus-menerus dengan komentar negatif sehingga membuatnya sulit untuk berkembang. Selain itu, orang yang tak memiliki sikap self-love juga akan sulit menjalin hubungan dengan pasangannya.
Hal itu disebabkan oleh pikiran negatif yang menimbulkan pertanyaan tentang seberapa layak seseorang untuk dicintai. Orang yang tak memiliki self-love juga akan terus merasa tak aman dan insecure.
Akibatnya, mereka cenderung tak memiliki keseimbangan emosi yang kerap menjadi konflik dengan orang lain.
Menurut Goleman (1996), self-awareness adalah kemampuan manusia dalam memahami kekuatan, kelemahan, nilai, dorongan, dan dampaknya bagi orang lain.
Seseorang dengan self-awareness dapat memahami situasi sosial, orang lain, serta harapan orang lain terhadap dirinya. Kemampuan tersebut akan mendorong seseorang untuk memberikan dampak positif pada diri sendiri maupun orang lain.
Dalam Positive Psychology, Duval dan Wicklund mengungkapkan bahwa fungsi utama self-awareness adalah membuat manusia memiliki kontrol diri. Hal ini berarti seseorang tak hanya dikendalikan oleh pikirannya, namun juga menjadi entitas yang mampu mengendalikan atau mengobservasi pikiran itu sendiri.
Hal itu pun sejalan dengan Dra. M. M. Nilam Widyarini, M, dalam buku Membangun Hubungan Antar Manusia, bahwa self-awareness membantu seseorang untuk mengenali kekuatan dan kelemahan dalam diri, apa yang disukai dan tak disukai, dan tujuan hidup yang dimiliki.
Dengan demikian, self-awareness akan membantu seseorang untuk bertindak secara tepat dalam berbagai situasi.