Kenali 6 Fase dalam Pernikahan agar Pasutri Tetap Harmonis

Balas dendam

Fase pernikahan ini terjadi saat kekecewaan dan kebencian berubah menjadi kemarahan, berujung pada sikap mendominasi sampai akhirnya saling balas dendam.

Perilaku tersebut sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan terhadap kekecewaan yang berkelanjutan karena gagal mengembalikan hubungan penuh cinta seperti di awal.

Baca juga: 8 Kata-kata Toxic Perusak Hubungan Saat Bertengkar dengan Pasangan

Argumen yang biasa terjadi dalam fase ini biasanya berkaitan dengan masalah kontrol, seperti uang, seks, atau waktu yang dihabiskan bersama.

Dalam kasus yang ekstrem, perselingkuhan dapat terjadi sebagai cara untuk menyakiti pasangannya.

Bertahan

Pasangan yang lelah secara emosional dan rentan berpisah biasanya mengalihkan perhatian pada aspek kehidupan lainnya dan tidak berusaha mengatasi konflik.

Rasa cinta memudar tapi komitmen pernikahan tetap ada sehingga mereka fokus pada kepentingan bersama demi kepentingan keluarga, anak atau karier.

Kepuasan dalam hubungan menurun tapi biasanya muncul hubungan positif dalam kolaborasi ini.

Baca juga: Seperti Michelle Yeoh, Ini 4 Alasan Menunda Pernikahan

Sibuk sendiri

Dalam fase ini, pasutri mulai menyadari harapan kosongnya untuk mendapatkan segala kebutuhan dari pihak lainnya.

Kesadaran ini mendorong peningkatan kemandirian dan kepercayaan diri dengan mencari kepuasan sendirian.

Mereka mulai mencari kebahagiaan dari pihak luar yang membuatnya hidupnya kembali bergairah, tapi tidak lewat pasangannya.

Berkembang

Manmatters Ilustrasi pasangan suami istri cuddling tanpa busana

Setiap pihak mulai mengembangkan kemandirian dan menyadari perlunya mempertahankan identitas emosional yang tidak terkait dengan pernikahannya.

Baca juga: 4 Tahapan Respons Seksual saat Berhubungan Intim, Pasutri Perlu Tahu

Kesuksesan pada tahap ini mencakup penerimaan tanggung jawab atas kesenangan dan kesulitan serta peningkatan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, khususnya pasangan, secara lebih utuh.