Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Knitted Knockers Indonesia, Merajut Senyuman Penyintas Kanker Payudara

Kompas.com - 29/10/2023, 19:41 WIB
Dinno Baskoro,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Standar rajutan

Rajutan payudara buatan yang diproduksi umumnya dibuat oleh sukarelawan yang terlibat dalam pembuatan hingga distribusinya.

Setiap proses perajutan dari benang-benang khusus berbahan ringan, pembuatan pola, serta berbagai teknik yang lain disesuaikan dengan standar yang dimiliki Knitted Knockers yang ada di AS.

"Benang rajutannya bukan dari wol, tapi bahan ringan seperti katun atau benang sakura. Kemudian payudara buatannya diisi dengan dacron berkualitas terbaik," kata Rosalina.

Di Indonesia sendiri, model dan ukuran payudara rajutan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Sedangkan untuk warnanya tersedia beragam pilihan yang didominasi warna pastel seperti pink, coklat, putih, kuning, lavender, krem atau kombinasi.

Di luar negeri ada standar ukuran menggunakan parameter ukuran bra atau payudara seperti A, B, C dan D.

"Kita di Indonesia lebih spesifik. Variasi payudara rajutan paling kecil pengganti puting, payudara 32A, hingga ukuran 34, bahkan dapat dipersonalisasikan sesuai kebutuhan," jelasnya.

Awalnya, Rosalina tak menyangka karena masih banyak orang berhati mulia yang mau menggunakan energi dan waktu mereka untuk bergabung dalam komunitas merajut dalam membuat payudara prostetis.

"Mereka yang ikut bergabung, tidak dibayar dan murni betul-betul ingin memberikan energi dan waktunya untuk misi mulia. Memang ada penyintas yang ikut bergabung, tapi sebagian besarnya ibu-ibu yang sehat," paparnya.

Hingga kini terdaftar ada sekitar 400 relawan perajut yang terdaftar di seluruh Indonesia.

Di beberapa kesempatan, Knitted Knockers Indonesia juga mengadakan beberapa pertemuan untuk saling berkoneksi, berkumpul dalam agenda merajut bersama.

Rosalina juga mengatakan, Knitted Knockers Indonesia sangat terbuka dan mengajak siapa saja yang terpanggil dan ingin ikut menjadi relawan.

Pada dasarnya, siapa pun yang ingin bergabung tidak harus pandai merajut, karena semua prosesnya akan dilatih lebih dulu sesuai standar yang berlaku.

"Saya sadar tidak semua orang bisa merajut, tapi paling tidak jika ingin bergabung nanti akan diajarkan bagaimana prosesnya dan dasar-dasar rajutannya," tambahnya.

Baca juga: Penyintas Kanker Payudara Bisa Tetap Beraktivitas secara Normal 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com