Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Deodoran Menyebabkan Kanker Payudara? Simak Penjelasan Ahli

Kompas.com - 21/10/2023, 07:45 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Rumor soal deodoran yang bisa memicu risiko kanker payudara sudah berkembang sejak lama.

Sejauh ini, National Cancer Institute menyatakan, tidak ada bukti ilmiah terkait penggunaan deodoran dan antiperspiran yang bisa menyebabkan perkembangan sel kanker.

Baca juga: Perlukah Pakai Deodoran Sebelum Tidur? Ini Kata Dokter Kulit

Meski demikian, masih banyak orang yang khawatir sehingga enggan memakai deodoran dan lebih memilih tubuhnya beraroma tidak sedap.

Kebenaran rumor deodoran yang menyebabkan kanker

American Cancer Society mengatakan, penelitian terkait potensi hubungan antara kanker payudara dan deodoran memang masih terbatas.

Namun, sampai sekarang, belum ada riset ilmiah yang membenarkan kabar miring itu.

"Silakan merasa nyaman menggunakan deodoran apa pun yang ingin Anda gunakan,” kata ahli onkologi medis Cleveland Clinic, Tiffany Onger, MD.

Baca juga: Deteksi Awal Kanker Payudara dengan Skrining Mammogram

Untuk meredakan kecemasan yang mungkin dirasakan, ada baiknya memahami bahan kimia yang dipakai dalam sebuah produk deodoran.

Sejumlah bahan kimia yang dipakai antara lain:

  • Paraben: Bahan pengawet ini dapat meniru estrogen dan mengganggu produksi hormon alami tubuh, serta sering dipakai di berbagai produk perawatan tubuh
  • Triclosan: Bahan kimia ini tergolong pestisida, namun efektivitasnya dalam mencegah pertumbuhan bakteri membuatnya sering digunakan di produk sabun antibakteri, pasta gigi, makeup, dll
  • Phthalate: Kandungan ini terdapat di banyak produk rumah tangga, tapi penggunaannya diatur ketat agar tetap aman
  • Propilen glikol: Kandungan ini berguna untuk antibeku tapi telah dinyatakan aman untuk digunakan dalam makanan, obat-obatan, dan kosmetik

Baca juga: BPOM Telusuri Pemasok Propilen Glikol Penyebab Kasus Gagal Ginjal Akut

Kandungan aluminium

Kandungan aluminium dalam produk antiperspiran merupakan salah satu yang paling dicemaskan memicu risiko kanker payudara.

Senyawa ini berfungsi menyumbat saluran keringat di ketiak sehingga tidak sampai ke permukaan kulit dan meninggalkan noda di pakaian.

ilustrasi deodoranFlairImages ilustrasi deodoran

Banyak orang percaya, aluminium ini bisa memiliki efek mirip estrogen jika diserap oleh kulit setiap hari, yang lalu memicu perkembangan dan pertumbuhan sel kanker payudara.

Baca juga: Hilangkan Bau Badan Tak Sedap dengan Pengganti Deodoran, Apa Itu?

“Tetapi, tidak ada yang menunjukkan bahwa aluminium dalam deodoran Anda menghasilkan efek mirip estrogen atau menyebabkan kanker payudara,” kata ahli onkologi radiasi Cleveland Clinic, Chirag Shah, MD,

Alternatif deodoran

Bahan kimia yang dipakai dalam berbagai produk deodoran dan antiperspiran yang beredar di pasaran tentunya sudah dipastikan keamanannya.

Namun, jika ingin membatasi paparannya untuk membatasi potensi risiko kanker, kita bisa saja menggunakan produk berbahan alami.

Misalnya, menggunakan soda kue untuk melawan bau ketiak.

Meski demikian, bahan alami tersebut juga bisa memicu masalah di ketiak, seperti menyebabkan jerawat, ruam, atau iritasi kulit.

Baca juga: Cara Menggunakan Cuka Apel sebagai Deodoran Alami

Terlepas dari itu, deodoran atau antiperspiran sama sekali bukan penyebab utama kanker payudara.

“Usia, penggunaan terapi penggantian hormon, dan riwayat keluarga adalah beberapa faktor risiko terbesar kanker payudara,” kata Dr. Shah.

“Itulah hal-hal yang mungkin harus kita lebih fokuskan terkait risiko kanker payudara.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com