Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Gejala Obstructive Sleep Apnea yang Jarang Dikenali

Kompas.com - 29/11/2023, 19:18 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com - Obstructive sleep apnea adalah gangguan kesehatan yang berbahaya.

Kondisi ini bisa membuat seseorang berhenti bernapas selama 10 detik atau lebih dalam satu waktu saat terlelap sehingga berisiko kematian.

Selain itu, sleep apnea juga dikaitkan dengan volume otak yang lebih kecil, kerusakan pada jalur komunikasi di otak dan risiko hipertensi, penyakit jantung, diabetes tipe 2, depresi, dll.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Obstructive Sleep Apnea, Penyebab, dan Gejalanya

Ironisnya, penyakit ini kerap kali terlambat ditangani karena gejalanya tidak dikenali.

“Lebih dari 30 juta orang menderita sleep apnea di Amerika Serikat, namun sering kali penyakit ini kurang terdiagnosis atau salah didiagnosis,” kata spesialis tidur dan ahli paru Dr. Raj Dasgupta, seorang profesor kedokteran klinis di Fakultas Kedokteran Keck Universitas Southern California.

Umumnya, penderita laki-laki lebih mudah menyadari kondisinya karena kecenderungan mendengkur, salah satu gejala utamanya, yang lebih tinggi.

“Ini benar-benar salah didiagnosis pada perempuan versus laki-laki karena perempuan mungkin tidak menunjukkan dengkuran klasik dan heroik yang sering ditunjukkan laki-laki,” terang Dasgupta.

Baca juga: 3 Ciri-ciri Mendengkur Gejala Sleep Apnea

Gejala obstructive sleep apnea

Gangguan Obstructive Sleep Apnea sebenarnya bisa dikenali dari perilaku tidak lazim saat kita tidur, menurut Dasgupta.

Berikut adalah lima contoh yang dijelaskannya:

Keringat malam

Riset menunjukkan, sekitar 30 persen orang dengan obstruktif sleep apnea berkeringat di malam hari.

“Itu karena tubuh Anda tidak mendapatkan cukup oksigen sehingga Anda jatuh ke dalam mode melawan-atau-lari yang simpatik, yang memicu keringat malam,” kata Dasgupta.

Baca juga: Jangan Disepelekan, Keringat di Malam Hari Bisa Jadi Tanda Penyakit

“Penelitian menunjukkan orang-orang dengan OSA yang berkeringat di malam hari juga cenderung memiliki kadar oksigen yang sangat rendah selain menderita apnea tidur obstruktif.”

Sering terbangun di malam hari

Bangun setidaknya dua kali semalam untuk buang air kecil – yang disebut nokturia – juga bisa menjadi tanda apnea tidur obstruktif.

“Sebuah penelitian menemukan sekitar 50 persen pasien OSA mengalami nokturia, dan mereka mencatat bahwa pengobatan untuk gangguan tidur memang mengurangi waktu terbangun,” jelas Dasgupta.

Baca juga: Sering Terbangun di Malam Hari? Ini Kiat Simpel agar Cepat Tidur Lagi

Menggertakkan gigi

Ilustrasi bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur. Cara menghilangkan bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur. Shutterstock/GBALLGIGGSPHOTO Ilustrasi bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur. Cara menghilangkan bruxism atau kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur.

Menggeretakkan gigi atau bruxism bisa menjadi gejala obstruktif sleep apnea.

“Tentu saja kecemasan dan faktor lain bisa menyebabkan bruxism, tapi penyebab umum adalah apnea tidur obstruktif,” ujar Dasgupta.

Baca juga: 4 Cara Menghilangkan Bruxism, Kebiasaan Menggertakkan Gigi Saat Tidur

“Ada teori mengapa jalan napas menjadi tersumbat, sehingga otot-otot di mulut dan rahang bergerak untuk mencoba membebaskan jalan napas yang tersumbat. Itu belum terbukti, tapi ini hipotesis yang menarik.”

Sakit kepala di pagi hari

Riset membuktikan, ada kaitan antara obstructive sleep apnea dengan kecenderungan bangun pagi dengan sakit kepala;.

Biasanya terjadi setiap hari atau hampir setiap hari dalam seminggu dan dapat berlangsung selama beberapa jam setelah bangun di pagi hari.

“Penyebab sakit kepala belum diketahui secara pasti dan mungkin disebabkan oleh multifaktorial," tandas Dasgupta.

Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Sakit Kepala dan Cara Mengatasinya

Sakit kepala yang disebabkan oleh sleep apnea tampaknya tidak menyebabkan mual atau peningkatan kepekaan terhadap cahaya dan suara.

Sebaliknya, sensasi tersebut tampak seperti sensasi menekan di kedua sisi dahi yang berlangsung sekitar 30 menit, menurut sebuah penelitian pada bulan Juni 2015.

Depresi, kelelahan dan insomnia

Gejala obstructive sleep apnea bisa salah diartikan sebagai gangguan kesehatan mental, brain fog, dan masalah tidur lainnya.

“Tidur memengaruhi kemampuan kita untuk berpikir, bereaksi, mengingat dan memecahkan masalah,” ujar Dasgupta.

“Perempuan khususnya cenderung tidak melaporkan gejala-gejala atipikal seperti insomnia, kelelahan, dan depresi.”

Baca juga: Apakah Sleep Apnea Bisa Disembuhkan? Berikut Penjelasannya…

Penderita obstructive sleep apnea juga sulit tidur kembali saat terbangun di malam hari sehingga kerap disangka insomnia.

Gejala kelelahan di siang hari antara lain kurangnya motivasi untuk menyelesaikan tugas sehari-hari, kurangnya produktivitas di tempat kerja, masalah ingatan dan rendahnya minat bersosialisasi juga bisa jadi tanda awal sleep apnea.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com