Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips "Parenting" untuk Mencegah Persaingan Kakak Adik sejak Dini

Kompas.com, 5 Desember 2023, 08:16 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Motherly

KOMPAS.com - Persaingan dan kecemburuan antarsaudara sering kali muncul karena sikap orangtua.

Tantangan pertama biasanya dirasakan saat kita memiliki anak kedua.

Anak sulung yang biasanya jadi pusat perhatian lalu harus belajar berbagi segalanya, yang bisa memengaruhi perilakunya.

Baca juga: Respons Tepat Orangtua Hadapi Persaingan Kakak Adik

Meskipun buah hati awalnya tampak bersemangat menjadi kakak, jangan heran jika kemudian sikap mereka berubah.

Namun, ada tips parenting yang bisa diterapkan untuk membangun hubungan yang sehat antara anak-anak kita sejak dini.

Dimulai dari momen pertama kali membawa pulang bayi yang baru lahir dan memperkenalkannya dengan kakaknya.

Baca juga: Kapan Pertengkaran Antara Kakak Beradik Dianggap Tidak Normal?

Dikutip dari akun parenting ternama di Instagram, @biglittlefeelings, orangtua perlu lebih berhati-hati dalam bersikap agar tidak menyulut kebencian dan persaingan antarsaudara.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Toddler Experts (@biglittlefeelings)

“Jika Anda menyalahkan bayi karena menyita waktu dan perhatian Anda, balita Anda secara alami akan mulai membenci bayi tersebut," terang Kristin Gallant, parent coach sekaligus founder Big Little Feelings.

“Kita ingin balita kita merasa dicintai, dilihat, dan aman. Namun, yang lebih penting, kita tidak ingin mereka merasa bahwa adik bayinya lebih penting daripada mereka," jelasnya.

Ia mencontohkan, daripada berkata "Ibu/ayah tidak bisa bermain denganmu sekarang karena sedang menyusui bayinya" sebaiknya kita menjelaskan dengan lebih detail.

Misalnya, "“Ya! Ibu/ayah ingin sekali bermain denganmu. Berikan waktu enam menit, lalu aku akan bermain denganmu.”

Baca juga: Kakak-Adik Bertengkar, Begini Cara Orangtua Antisipasi dan Atasi

Sebenarnya, orangtua bisa menolak permintaan anak yang lebih tua, tetapi jangan jadikan adiknya sebagai alasan.

Hindari mengatakan, "Tidak, kita kidak akan pergi ke taman bermain sekarang. Adikmu sedang rewel," namun pilih kalimat "Kita tidak bisa pergi ke taman sekarang, tapi kita BISA pergi ke taman setelah tidur siang hari ini. Oke?"

Saat berbicara dengan anak-anak, penyusunan ulang yang paling sederhana dapat membuat perbedaan besar.

Kaitannya tentang apa yang kita katakan dan bagaimana cara mengatakannya untuk memastikan anak sulung kita tetap merasa dilihat, didengar, dan yang paling penting, dicintai.

Baca juga: Mengapa Kakak Adik Sering Tak Akur Setelah Dewasa

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau