Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

"Hardiness" dan "Resilience": Sumber Daya Jadi Pribadi Tangguh

Kompas.com - 08/12/2023, 11:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kontrol merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengendalikan lingkungan dan situasi di sekitarnya, seberapapun tidak pasti situasinya atau seberapapun mengancam lingkungannya.

Tantangan merujuk pada kemampuan seseorang untuk melihat tekanan, tuntutan, dan cobaan sebagai tantangan yang dapat menumbuhkan kualitas diri sendiri.

Keberadaan tiga komponen ini menunjukkan seberapa besar daya tahan yang dimiliki seseorang dalam menghadapi tekanan.

Resilience” berbeda dari “hardiness”. “Resilience” atau daya lenting adalah kemampuan seseorang untuk bangkit dari keterpurukan. Daya lenting dimaknasi sebagai daya ungkit atau kemampuan untuk bangkit Kembali.

Oleh karena itu, istilah “resilience” banyak digunakan untuk menggambarkan ketangguhan seseorang dalam peristiwa bencana, kedukaan, atau situasi-situasi buruk lainnya yang tidak terjadi lagi saat ini.

Pribadi tangguh adalah pribadi yang mampu bangkit kembali setelah jatuh terpuruk. Seseorang yang tangguh tidak akan terus terpuruk, atau bahkan hanya meratapi kejatuhan mereka, tetapi dengan sigap mampu bangkit dan berusaha kembali.

Menurut Yu dan Zhang (2007), daya lenting memiliki tiga aspek, yaitu kegigihan, kekuatan, dan optimisme.

Kegigihan terkait dengan kemampuan untuk tetap tekun, membuat ketetapan waktu, dan ketenangan hati dalam usaha membangun kembali sesuatu yang telah hancur, hilang, atau rusak.

Kekuatan merujuk kemampuan untuk memperoleh kembali semangat dan energi, yang mungkin sempat hilang atau berkurang.

Sedangkan optimisme merujuk pada kemampuan untuk membangun harapan dan keyakinan positif yang baru, bahwa masalah akan berlalu dan masa depan bisa “cerah” kembali.

Pemahaman tentang “hardiness” dan “resilience” menunjukkan bahwa orang yang tangguh adalah orang yang tidak mudah tumbang dan terpuruk saat diterpa tekanan. Kalaupun terlanjur terpuruk akan mampu bangkit kembali.

Karakteristik semacam ini tidak hanya dibutuhkan oleh generasi strawberry, setiap orang dari berbagai generasi memerlukan karaktersitik semacam ini.

Tekanan dan bencana bisa terjadi pada setiap orang, sehingga setiap orang perlu menjadi pribadi yang tangguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com