Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kebiasaan Pria yang Merusak Kualitas Sperma selain Merokok

Kompas.com, 16 Desember 2023, 15:26 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebiasaan merokok terbukti dapat memberikan dampak merugikan pada kesehatan reproduksi pria.

Zat-zat kimia berbahayanya bisa merusak DNA sperma, hingga mengurangi jumlah serta motilitasnya.

Tetapi ternyata tak cuma kebiasaan merokok saja yang berdampak buruk pada kesuburan pria.

Menurut konsultan kesuburan sekaligus tim ahli Fertility Center di Brawijaya Hospital, Duren Tiga, Jakarta, dr. Gunawan Dwi Prayitno, SpOG (K) FER, ada sejumlah kebiasaan lain yang mungkin jarang disadari pria kalau hal itu bisa mengganggu tingkat kesuburan selain merokok. Apa saja?

Baca juga: Punya Gangguan Kesuburan Infertilitas Idiopatik, Mungkinkah Bisa Hamil? 

Kebiasaan pria yang mengganggu kualitas sperma

Kondisi kesehatan sperma yang sehat memainkan peran penting dalam menentukan tingkat kesuburan pria.

Sayangnya, ada beberapa kebiasaan tertentu yang dapat berkontribusi pada penurunan kualitas sperma itu sendiri.

Berikut uraian selengkapnya, sebagaimana dikatakan dokter Gunawan.

1. Konsumsi alkohol berlebihan

Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Pada gilirannya kondisi tersebut bisa merusak kualitas sperma.

2. Memakai celana dalam ketat

Kualitas sperma sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Sementara itu, penggunaan celana dalam terlalu ketat dapat membuat area genital pria memiliki suhu yang lebih hangat karena sirkulasi udara yang terbatas.

Pada gilirannya, kondisi tersebut bisa memengaruhi kualitas hingga jumlah sperma yang dihasilkan.

"Sperma itukan diproduksi pada buah zakar. Gangguan seperti celana dalam ketat bisa memengaruhi suhunya dan membuat buah zakar bersuhu lebih panas,"

"Kebiasaan yang satu ini perlu dihindari karena dampaknya bisa merusak kualitas sperma," papar dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Jumlah Sperma Turun akibat Sering Pakai Gawai 

Ilustrasi kebiasaan makan junkfoodUnsplash Ilustrasi kebiasaan makan junkfood

3. Konsumsi junk food

Makanan cepat saji selalu identik dengan tinggi kandungan gula, kalori serta lemak jenuh.

Kebiasaan yang satu ini bisa membuat tubuh mengalami kekurangan nutrisi hingga berkontribusi pada risiko obesitas atau kegemukan.

"Kalau badan gemuk, otomatis suhu tubuh akan lebih panas dan itu bisa mengganggu produksi sperma," ucapnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau