Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebotakan Bisa Terjadi di Usia Muda karena Faktor Genetik

Kompas.com, 1 Februari 2024, 12:22 WIB
Chrisstella Efivania Rosaline,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak hanya pada lansia, kebotakan pun bisa terjadi di usia muda. Kondisi ini dikenal dengan sebutan kebotakan dini. 

Berdasarkan laporan survei ZAP Beauty Index and MEN/O/LOGY Index 2024, sebanyak 34,7 persen dari 1.500 laki-laki yang menjadi responden, mengaku sudah mengalami kerontokan rambut di usia muda. 

Kebotakan dini ini lebih sering disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik, dan biasanya tidak bisa dihindari. 

Baca juga: Laki-laki Rentan Alami Kebotakan, Ini Tips Pencegahannya

Baca juga: Mengapa Banyak Anak Muda yang Mengalami Kebotakan?

Tak bisa dihindari karena faktor keturunan

Dalam bahasa medis, kebotakan dini karena faktor keturunan disebut sebagai Alopesia Androgenetik

Kondisi ini ditandai dengan adanya pola kebotakan khas, yakni penipisan rambut dan mundurnya garis batas rambut. 

“Jadi “androgen” itu hormon laki-laki, “genetik” itu artinya garis keturunan. Jadi ya secara genetik itu sudah ada di badannya, jadi enggak bisa dicegah. Paling bisanya dikurangi saja frekuensi rambut rontoknya,” jelas dr. Endi Novianto, SpKK(K), FINSDV, FAADV kepada awak media saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2024). 

Cara mengatasi kebotakan karena faktor genetik

Ilustrasi kebotakan priaDok. Shutterstock/aslysun Ilustrasi kebotakan pria

Meski begitu, Endi mengatakan bahwa kebotakan dini ini bisa diatasi dengan dua cara, yakni dengan penggunaan obat topikal dan PRP (Platelet-Rich Plasma) treatment.

“Kalau obat topikal itu untuk memperkuat akar rambut, jadi bisa mengurangi kerontokan rambut aja,” ujar Endi. 

Sedangkan, untuk treatment dengan cara PRP, harus dilakukan di klinik kecantikan secara berkelanjutan.

PRP itu dilakukan dengan mengambil darah pasien, lalu memisahkan trombosit dari darah tersebut, dan trombositnya itu dipindahkan atau dimasukkan ke rambut, supaya mengaktifkan akar rambut yang tadinya mau rontok, enggak jadi rontok.” lanjut Endi. 

Baca juga: Mengatasi Kebotakan dengan Menumbuhkan Rambut, Mungkinkah?

Endi pun menjelaskan bahwa treatment PRP di klinik MEN/O/LOGY by ZAP dibanderol dengan harga mulai dari Rp 1,5 jutaan untuk satu kali treatment. 

Namun, harganya masih akan disesuaikan tergantung dengan intensitas kerusakan. 

“Untuk hasil maksimal, kami sudah ada programnya selama dua minggu untuk delapan kali treatment agar akarnya bagus semua dulu, nanti baru diulang lagi per dua sampai tiga bulan selanjutnya,” jelasnya. 

Endi pun menuturkan, PRP treatment ini tidak bisa dilakukan hanya sekali atau dua kali, tetapi harus dilakukan secara berkelanjutan seumur hidup pasiennya.

Baca juga: 5 Cara Selamatkan Rambut dari Kebotakan

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau