Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2024, 22:58 WIB
Via Furgativa Gumilar ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penting bagi orangtua maupun pengasuh untuk memahami betul cara merawat kulit bayi.

Sebab, kulit merupakan organ terbesar pada tubuh dan bertugas sebagai pelindung dari kepala hingga ujung kaki.

Para ahli dermatologi anak sepakat bahwa perawatan kulit pada bayi adalah hal yang penting bagi kesehatannya.

“Bayi yang terpapar udara di sekitarnya itu sangat berpengaruh bagi kulit,” kata Wendy Sue Swanson, MD, MBE, FAAP, dokter anak sekaligus kepala petugas medis di SpoonfulONE, produk pengenalan alergen untuk bayi.

“Selama periode kritis perkembangan, apa yang ada di kulit bayi bisa masuk ke dalam tubuh bayi dan mempunyai efek,” tambahnya.

Baca juga:

Latanya Benjamin MD, FAAP, FAAD, dokter kulit anak yang memiliki praktik medis swasta di Coral Springs, Florida, mengatakan bahwa banyak orangtua tidak menyadari bahwa diperlukan waktu dua hingga empat tahun untuk kulit pada anak mengalami pemantangan penuh.

Pada masa tersebut, kulit bayi rentan terhadap gangguan dari faktor eksternal, seperti cuaca, produk skincare, dan potensi iritasi lainnya.

Lebih lanjut, Karan Lal, DO, MS, FAAD, dokter kulit bersertifikat yang berbasis di Scottsdale, Arizona dan anggota Perkumpulan Dokter Kulit Anak menyebutkan bahwa segala sesuatu yang ada di sekitar bayi juga berpotensi mengiritasi kulit bayi atau memicu reaksi alergi.

Ini mulai dari lilin aromaterapi yang menyala di dalam ruangan, parfum yang menempel di kulit dan pakaian orangtua, hingga kebiasaan seperti merokok.

“Terkadang ada orangtua sudah melakukan hal yang benar dalam hal merawat bayinya, tetapi apa yang dilakukan terhadap tubuh dan kulit merekalah yang dapat mempengaruhi kesehatan bayinya,” kata Lal.

Berikut cara sederhana merawat kulit bayi dilansir dari Parents.

Cara sederhana merawat kulit bayi

1. Mandi

Seberapa sering bayi perlu dimandikan memang bisa berbeda-beda pada setiap bayi.

Meskipun, setiap dokter kerap memberikan anjuran dalam memandikan bayi, mulai dari beberapa kali seminggu hingga setiap hari. Namun, mereka sepakat bahwa hal yang harus dihindari adalah kebiasaan mandi yang membuat kulit bayi menjadi kering.

Swanson mencatat bahwa beberapa keluarga memiliki kebiasaan mandi setiap malam sebelum tidur untuk bayi mereka. Hal itu menurutnya tidak masalah, asalkan mereka juga mengaplikasikan pelembap pada kulit bayi setelah mandi.

Namun perlu diingat, ikatan Dokter Anak Amerika (AAP) merekomendasikan agar bayi dimandikan menggunakan spons atau waslap sampai tali pusarnya lepas. Setelah itu, barulah bisa bayi bisa dimandikan menggunakan air.

“Orangtua dapat memandikan bayi dengan menentukan bak mandi yang ukurannya tepat dan meletakkan peralatan mandi sesuai dengan jangkauan tangan, sehingga bayi tidak ditinggalkan tanpa pengawasan,” kata Benjamin.

Baca juga:

Selain itu, dianjurkan mengisi air hangat ke bak mandi dengan ketinggian sekitar 5 sentimeter untuk menghindari paparan suhu air yang terlalu panas.

Lalu, bersihkan secara lembut area tubuh yang perlu dibersihkan, seperti area popok, lipatan kulit di ketiak, dan kaki dengan waslap khusus bayi.

“Selain dari itu, bagian kulit lainnya tidak perlu dicuci menggunakan sabun setiap hari,” ucap Lal.

Ia menambahkan, pembersihan seluruh tubuh dua atau tiga kali seminggu sudah cukup, dengan durasi lima hingga tujuh menit.

Alasannya agar bayi tidak kehilangan banyak kelembapan pada kulitnya.

AAP mencatat bahwa waktu mandi tidak boleh lebih dari 10 menit.

2. Pemakaian popok

Bayi umumnya masih menggunakan popok. Jadi, tidak mengherankan jika pada bagian bokong terdapat ruam yang disebabkan oleh popok.

Ruam bisa muncul karena bayi terlalu lama memakai popok yang kotor. Kulit bayi yang mengalami ruam popok akan terlihat merah.

Ilustrasi bayi menggunakan popok.FREEPIK Ilustrasi bayi menggunakan popok.

Benjamin menyarankan agar orangtua sering sering mengganti popok bayinya. Terutama jika bayi mengalami diare atau kondisi apapun yang membuatnya lebih sering buang air besar, sehingga meningkatkan risiko ruam popok.

Saat membersihkannya pun tidak disarankan memakai tisu mengandung pewangi dan beralkohol.

“Lalu, jika memakai salep atau krim ruam popok, pilihlah yang memiliki konsentrasi seng oksida tinggi. Ini untuk memberikan pelindung dan membantu meredakan iritasi akibat ruam,” kata Benjamin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com