Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Hal Penting dalam Perawatan Kulit Bayi

KOMPAS.com - Penting bagi orangtua maupun pengasuh untuk memahami betul cara merawat kulit bayi.

Sebab, kulit merupakan organ terbesar pada tubuh dan bertugas sebagai pelindung dari kepala hingga ujung kaki.

Para ahli dermatologi anak sepakat bahwa perawatan kulit pada bayi adalah hal yang penting bagi kesehatannya.

“Bayi yang terpapar udara di sekitarnya itu sangat berpengaruh bagi kulit,” kata Wendy Sue Swanson, MD, MBE, FAAP, dokter anak sekaligus kepala petugas medis di SpoonfulONE, produk pengenalan alergen untuk bayi.

“Selama periode kritis perkembangan, apa yang ada di kulit bayi bisa masuk ke dalam tubuh bayi dan mempunyai efek,” tambahnya.

  • 7 Penyebab Bayi Rewel yang Wajib Diketahui Orangtua 
  • Jangan Sepelekan, Ini 7 Cara Merawat Kulit Bayi

Latanya Benjamin MD, FAAP, FAAD, dokter kulit anak yang memiliki praktik medis swasta di Coral Springs, Florida, mengatakan bahwa banyak orangtua tidak menyadari bahwa diperlukan waktu dua hingga empat tahun untuk kulit pada anak mengalami pemantangan penuh.

Pada masa tersebut, kulit bayi rentan terhadap gangguan dari faktor eksternal, seperti cuaca, produk skincare, dan potensi iritasi lainnya.

Lebih lanjut, Karan Lal, DO, MS, FAAD, dokter kulit bersertifikat yang berbasis di Scottsdale, Arizona dan anggota Perkumpulan Dokter Kulit Anak menyebutkan bahwa segala sesuatu yang ada di sekitar bayi juga berpotensi mengiritasi kulit bayi atau memicu reaksi alergi.

Ini mulai dari lilin aromaterapi yang menyala di dalam ruangan, parfum yang menempel di kulit dan pakaian orangtua, hingga kebiasaan seperti merokok.

“Terkadang ada orangtua sudah melakukan hal yang benar dalam hal merawat bayinya, tetapi apa yang dilakukan terhadap tubuh dan kulit merekalah yang dapat mempengaruhi kesehatan bayinya,” kata Lal.

Berikut cara sederhana merawat kulit bayi dilansir dari Parents.

Cara sederhana merawat kulit bayi

1. Mandi

Seberapa sering bayi perlu dimandikan memang bisa berbeda-beda pada setiap bayi.

Meskipun, setiap dokter kerap memberikan anjuran dalam memandikan bayi, mulai dari beberapa kali seminggu hingga setiap hari. Namun, mereka sepakat bahwa hal yang harus dihindari adalah kebiasaan mandi yang membuat kulit bayi menjadi kering.

Swanson mencatat bahwa beberapa keluarga memiliki kebiasaan mandi setiap malam sebelum tidur untuk bayi mereka. Hal itu menurutnya tidak masalah, asalkan mereka juga mengaplikasikan pelembap pada kulit bayi setelah mandi.

Namun perlu diingat, ikatan Dokter Anak Amerika (AAP) merekomendasikan agar bayi dimandikan menggunakan spons atau waslap sampai tali pusarnya lepas. Setelah itu, barulah bisa bayi bisa dimandikan menggunakan air.

“Orangtua dapat memandikan bayi dengan menentukan bak mandi yang ukurannya tepat dan meletakkan peralatan mandi sesuai dengan jangkauan tangan, sehingga bayi tidak ditinggalkan tanpa pengawasan,” kata Benjamin.

  • Bolehkah Bayi Usia 3 Bulan Berenang? Ini Kata Dokter
  • 11 Perlengkapan Bayi 0-3 Bulan yang Wajib Ada di Rumah 

Selain itu, dianjurkan mengisi air hangat ke bak mandi dengan ketinggian sekitar 5 sentimeter untuk menghindari paparan suhu air yang terlalu panas.

Lalu, bersihkan secara lembut area tubuh yang perlu dibersihkan, seperti area popok, lipatan kulit di ketiak, dan kaki dengan waslap khusus bayi.

“Selain dari itu, bagian kulit lainnya tidak perlu dicuci menggunakan sabun setiap hari,” ucap Lal.

Ia menambahkan, pembersihan seluruh tubuh dua atau tiga kali seminggu sudah cukup, dengan durasi lima hingga tujuh menit.

Alasannya agar bayi tidak kehilangan banyak kelembapan pada kulitnya.

AAP mencatat bahwa waktu mandi tidak boleh lebih dari 10 menit.

2. Pemakaian popok

Bayi umumnya masih menggunakan popok. Jadi, tidak mengherankan jika pada bagian bokong terdapat ruam yang disebabkan oleh popok.

Ruam bisa muncul karena bayi terlalu lama memakai popok yang kotor. Kulit bayi yang mengalami ruam popok akan terlihat merah.

Benjamin menyarankan agar orangtua sering sering mengganti popok bayinya. Terutama jika bayi mengalami diare atau kondisi apapun yang membuatnya lebih sering buang air besar, sehingga meningkatkan risiko ruam popok.

Saat membersihkannya pun tidak disarankan memakai tisu mengandung pewangi dan beralkohol.

“Lalu, jika memakai salep atau krim ruam popok, pilihlah yang memiliki konsentrasi seng oksida tinggi. Ini untuk memberikan pelindung dan membantu meredakan iritasi akibat ruam,” kata Benjamin.

Perlindungan kulit dari kerusakan akibat sinar matahari sangatlah penting, tidak peduli seberapa gelap atau terang warna kulit bayi.

AAP merekomendasikan untuk menjauhkan bayi di bawah enam bulan dari paparan sinar matahari langsung.

“Segala jenis paparan radiasi ultraviolet akan merusak kulit,” kata Swanson.

Selain itu, kulit bayi yang baru lahir lebih rentan dan rapuh, sehingga semua orang yang ada di sekitar bayi harus membantu agar kulitnya terhindar dari paparan sinar matahari langsung.

  • Bolehkah Bayi Minum ASI dari Botol Dot?
  • Kapan Waktu yang Tepat untuk Beli Perlengkapan Bayi?

Cara terbaik untuk memberikan perlindungan adalah dengan memakaikan baju pelindung atau payung.

Namun, jika tindakan tersebut tidak cukup, orangtua bisa memakaikan tabir surya yang diformulasikan khusus untuk bayi sehingga aman baginya.

Swanson menganjurkan memilih tabir surya dengan kandungan seng oksida dan titanium dioksida.

“Kondisi cuaca dingin dan kering dapat berdampak pada kulit bayi. Orangtua harus mewaspadai segala jenis kondisi lingkungan ekstrem yang dapat dialami bayi mereka,” katanya.

Ia mendorong para orangtua untuk juga mengingat bahwa bayi lebih sulit menoleransi panas berlebih, sehingga mereka lebih rentan mengalami ruam panas.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/03/26/225859720/3-hal-penting-dalam-perawatan-kulit-bayi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke