Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Baju Koko yang Dipakai Saat Lebaran, Ternyata dari China 

Kompas.com - 04/04/2024, 13:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Baju koko pada umumnya dipakai masyarakat Indonesia saat Lebaran. Selain saat hari raya, baju koko juga kerap dikenakan muslim laki-laki saat shalat maupun menghadiri acara keagamaan. 

Menariknya, meskipun identik dengan baju muslim, ternyata baju koko berasal dari China. 

Baca juga: Tak Harus Koko, Laki-laki Bisa Pakai 2 Baju Ini untuk Lebaran

Glenn Wijaya, Pembina di Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI) Provinsi DKI Jakarta, mengatakan baju koko berasal dari baju thui khim yang merupakan baju sehari-hari warga Tionghoa. 

“Baju koko itu berasal dari baju thui khim, dalam bahasa hokkien, atau kalau bahasa mandarin harusnya dui jin shan,” ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (4/4/2024). 

Baju koko premium Benang Jarum Serenity Soiree, rekomendasi baju koko premiumShopee Benang Jarum Official Shop Baju koko premium Benang Jarum Serenity Soiree, rekomendasi baju koko premium

Adapun nama baju koko, lanjut Glenn, diperkirakan mulanya lantaran pemakainya terdahulu adalah engko-engko Tionghoa. Lambat laun, penyebutannya menjadi baju koko dalam bahasa Indonesia. 

“Nama baju koko karena banyak yang pakai engkong-engkong Tionghoa zaman dulu,” tutur Glenn. 

Baca juga: Scarf dan Baju Koko, Tren Fesyen Paling Dicari Selama Bulan Ramadhan

Lantas, kenapa baju koko jadi identik dengan pakaian muslim padahal berasal dari Tionghoa? 

Glenn menuturkan, baju muslim awalnya menyerupai model baju Surjan yang merupakan baju tradisional Jawa. Melansir Kompas.com (10/5/2021), nama Surjan berasal dari dua suku kata, yaitu "su" dan "ja". 

Artinya adalah nglungsur wontern jaja atau meluncur melalui dada. Oleh sebab itu, baju Surjan ini memiliki panjang yang sama di bagian depan dan belakang.

Kemudian, ada pengaruh Tionghoa dari baju yang dipakai oleh engko-engko Tionghoa, saat mereka mendarat di Indonesia. Untuk diketahui, kedatangan warga Tionghoa ke Indonesia pertama kali yakni awal abad ke-5 masehi, sekitar tahun 414. 

Warga Tionghoa yang melakukan perjalanan ke India terdampar di Jawa, kemudian mulai berdagang. 

“Kenapa koko itu identik sama baju muslim? Sebab, pertama modelnya pas, menutup aurat dan sopan sekali, dan bahannya itu longgar, nyaman. Jadi, dari dulu itu pas untuk iklim tropis seperti di Indonesia,” paparanya. 

Baca juga: Tampil Keren dengan Baju Koko untuk ke Masjid dan Juga Ngantor

Ilustrasi baju koko laki-laki lengan panjangSHUTTERSTOCK Ilustrasi baju koko laki-laki lengan panjang

Sementara itu, Glenn menuturkan warga Tionghoa sendiri mulai meninggalkan baju model thui khim tersebut, setelah mendapat persamaan derajat dengan orang Eropa.

Usai peristiwa tersebut, warga Tionghoa lebih suka memakai baju modern ala barat. 

Melansir Kompas.com (31/5/2018), sejak berdirinya Perhimpunan Tionghoa di Hindia Belanda pada 1911, baju thui khim mulai ditinggalkan. Para laki-laki China sudah diperbolehkan menggunakan pakaian Belanda.

“Paling sekarang yang mirip baju koko, dipakai untuk acara Sangjit, yaitu baju Changshan yang kerahnya mirip dengan baju koko,” jelasnya. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com