Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AM Lilik Agung
Trainer bisnis

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Rolling Stones dan Sepatu Bata

Kompas.com - 26/05/2024, 15:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Benar bahwa kelihatan dari luar, kehidupan personal Rolling Stones berantakan. Namun bisa dipastikan dalam kehidupan pribadi, mereka memiliki disiplin tinggi. Disiplin dalam berefleksi, berpikir, dan bertindak.

Inilah alasan pertama mengapa Rolling Stones tetap relevan melewati jaman: disiplin.
Alasan kedua, seperti sering dikutip banyak orang, 483 sebelum masehi Sang Budha mengeluarkan khotbah: “Kita terbentuk oleh pemikiran kita sendiri. Kita menjadi apapun yang kita pikirkan.”

Berabad-abad kemudian, tahun 1650 filsuf garda depan Rene Descartes bernubuat “Aku berpikir maka aku ada.”

Dalam era multi disrupsi, berpikir adalah induk dari kreativitas. Dan kreativitas sendiri adalah ibu dari inovasi.

Bisa dikatakan inovasi selalu dimulai dari kreativitas. Kreativitas bermain dalam ranah kepala (ide, konsep, gagasan), inovasi pada wilayah tangan (perwujudan ide atau konsep menjadi nyata).

Inilah yang dimiliki personal Rolling Stones, kreativitas tanpa jeda. Rolling Stones merilis album perdana pada April 1964 dengan judul seperti namanya, "The Rolling Stones".

Lima puluh sembilan tahun kemudian, pada Oktober 2023 Rolling Stones melempar ke publik album ke tiga puluh satu “Hackney Diamonds.”

Ditambah dengan tiga belas album lives dan lebih dari seratus lagu singles, dapat dikatakan Rolling Stones menjadi band papan atas yang kreativitasnya sangat tinggi.

Alasan ketiga, kolaborasi. Masih merujuk pada era multi disrupsi, kompetensi manusia yang tidak tergantikan oleh teknologi adalah kolaborasi. Ditakdirkan manusia itu mahkluk sosial.

Awal mula Rolling Stones dibentuk oleh tiga orang; Jagger, Richards dan Jones. Charlie Watts menyusul kemudian.

Pada tahun 1975 Ron Wood bergabung. Empat personal ini berkolaborasi membentuk band yang solid. Sukses melewati era Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, Yudhoyono dan Jokowi.

Kolaborasi kokoh yang menjadikan Rolling Stones tetap relevan sampai nanti pada era Prabowo.

Adalah dua bersaudara dari Cekoslowakia Tomáš Anna dan Antonín Bata mendirikan pabrik sepatu pada 24 Agustus 1894. Mengambil nama pendiri, sepatu Bata hadir di Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka, tahun 1931.

Bisa dikatakan hanya sedikit nama perusahaan yang akhirnya menjadi nama daerah. Karena pabrik pertama berdiri pada wilayah di Jakarta, nama daerah itu kemudian dikenal dengan sebutan Kalibata.

Melewati berbagai peristiwa, dengan perjalanan panjang, merek Bata dikenal hampir semua orang di Indonesia. Termasuk generasi muda yang lazim disebut Gen Z.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com