Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Tips Panjang Umur dari Orang Tertua AS yang Mencapai Usia 110 Tahun

Kompas.com, 29 Juni 2024, 13:30 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Kehidupan orang yang mencapai usia lebih dari 100 tahun selalu menarik diceritakan. Orang ingin tahu apa rahasia umur panjangnya dan bagaimana dia menjalani hidup.

Salah satu kisah terbaru tentang umur panjang datang dari Morrie Markoff. Lahir pada tahun 1914, Markoff selamat dari Perang Dunia, Depresi besar di AS, pandemi global, dan menjalani 19 masa kepresidenan Amerika.

Uniknya, sebelum menjadi orang tertua di Amerika, Markoff secara teknis pernah "meninggal" – tetapi tidak lama.

Tepat sebelum dia berusia 99 tahun, Markoff, seorang fotografer dan pematung yang suka bepergian dan tertarik mendiskusikan peristiwa dunia, mengalami serangan jantung.

Saat dia berada di rumah sakit, mesinnya tidak berfungsi, dan jantung Markoff berhenti berdetak selama beberapa menit, kata putrinya Judith Hansen kepada Business Insider.

Namun dia tidak hanya berhasil hidup kembali, Markoff bahkan melanjutkan hidup lebih dari satu dekade, menulis buku, dan dengan penuh semangat mengejar kecintaannya pada pembelajaran.

Tahun lalu, pada usia 109 tahun, ia menjadi viral karena merayakan ulang tahunnya dengan penampilan penari perut.

Baca juga: Perempuan 115 Tahun Mengungkapkan Rahasia Umur Panjangnya

Pada usia 110 tahun, dia adalah pria Amerika tertua yang masih hidup sebelum kematiannya pada awal Juni lalu.

Dia bahan kembali mencetak rekor sebagai pendonor otak sehat tertua yang pernah tercatat.

Meskipun usianya sudah lanjut, Markoff tetap sehat dan bebas dari penyakit saraf, sehingga mempelajari kesehatan otaknya dapat membantu para peneliti memahami penurunan kognitif dan penuaan melalui Proyek Donor Otak.

Pola makan sederhana dan kebiasaan olahraga, serta rasa ingin tahunya yang terus-menerus dan keterlibatannya dalam komunitas, membuatnya tetap sehat secara fisik dan mental selama bertahun-tahun, menurut Hansen, yang kini berusia 83 tahun dan mengikuti teladannya.

"Saya hidup dengan cara yang sama," katanya. “Karena itu berhasil.”

Berjalan kaki menjadi olahraga utamanya

Selama bertahun-tahun, Markoff dan istrinya, Betty, yang hidup sampai usia 103 tahun, berjalan sejauh hampir 5 km setiap hari di sekitar waduk dekat rumah mereka, dan mempertahankan kebiasaan tersebut hingga usia 90an, kata Hansen.

Menjelang akhir hayatnya, Markoff tetap aktif meski hanya berjalan berputar di dalam ruangan.

"Ayah saya akan berjalan mengelilingi meja ruang makan bersama pengasuhnya," kata Hansen. "Lucunya adalah kita diminta meletakkan batas lain di atas meja agar lebih besar karena itu adalah jalurnya. Dia selalu berkata, 'Saya harus berolahraga.'

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau