KOMPAS.com - Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengatasi "brain rot".
Adapun brain rot adalah istilah yang mengacu pada gangguan kognitif yang terjadi akibat terlalu sering mengonsumsi konten instan di media sosial, sehingga menyebabkan kelebihan beban kognitif.
Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti kesulitan fokus, penurunan daya ingat, penurunan minat, dan kecanduan media sosial.
Sejumlah warga berbagi pengalaman dan menceritakan cara pulih dari gejala "brain rot" yang mereka alami. Berikut adalah tiga cara yang mereka terapkan.
Maul Azzahra (28), seorang ibu rumah tangga asal Bandung, merasakan dampak serius dari kecanduan media sosial.
Ia mengaku sering membuka ponsel untuk melihat konten, terutama TikTok, setiap ada kesempatan.
Kondisi ini menyebabkan Maul mengalami beberapa gejala brain rot, seperti sering lupa, kesulitan fokus, dan penurunan minat untuk belajar atau mengasah kemampuan.
Baca juga: Mengenal Brain Rot, Penurunan Kognitif akibat Terlalu Sering Menonton Konten Receh
Untuk mengatasi masalah ini, ia berusaha mencari cara untuk menyibukkan diri dan membatasi waktu penggunaan ponsel.
“Kalau bisa idealnya dua jam per hari, ya. Itupun di malam hari biar siangnya produktif,” ujarnya pada Kompas.com, Sabtu (28/12/2024).
Dengan melakukan kegiatan seperti membereskan rumah atau keluar, Maul berusaha untuk mengurangi waktu yang dihabiskan dengan ponsel, sehingga ia bisa lebih fokus pada tugas-tugas penting dan keluarganya.
Widya (28), seorang makeup artist, juga merasakan dampak dari brain rot.
Ia mengaku sering sakit kepala, kesulitan mengontrol emosi, dan susah fokus terutama saat melakukan percakapan dengan orang lain.
Baca juga: 5 Ciri Kamu Mengalami Brain Rot, Salah Satunya Daya Ingat Menurun
Widya merasa cemas jika tidak memeriksa ponselnya, meskipun tidak ada notifikasi penting.
Untuk pulih, ia berusaha untuk keluar dari rumah dan mencari kegiatan di luar rumah yang dapat membuatnya lebih produktif.
“Sekarang hampir tiap weekend nge-job dan harus ngobrol sama orang,” katanya.
Widya juga mengatur waktu bermain media sosialnya menjadi satu hingga dua jam sehari.
Berliana Annisa (28), seorang pekerja kantoran, juga pernah mengalami brain rot akibat kecanduan media sosial. Ia merasakan berbagai gejala seperti pusing, penurunan rentang fokus, dan kesulitan belajar.
Baca juga: 4 Cara Ampuh Mengatasi Brain Rot, Salah Satunya Detoks Digital
Berliana mengakui, terkadang ia merasa sudah terlalu banyak menghabiskan waktu untuk melihat media sosial, sehingga harus mulai melakukan kegiatan yang lebih berbobot.
“Udah kebanyakan ngelihat medsos, udah kebanyakan nge-scroll. Oke, waktunya belajar,” ungkapnya.
Ia mulai mengganti waktu yang biasanya dihabiskan untuk scrolling dengan melakukan kegiatan lain yang lebih membangun, seperti belajar, memasak, atau melakukan pekerjaan rumah.
Ia berusaha untuk lebih fokus pada hal-hal yang tidak berkaitan dengan ponsel dan menghindari konten receh yang tidak membangun.
“Kalau buka Instagram atau YouTube, pilih konten yang lebih membangun dan bermanfaat,” jelasnya.
Berliana juga berusaha menjaga agar isi konten yang ia konsumsi tetap berkualitas dan mendidik.
Ia mengingatkan pentingnya untuk cepat scroll jika menemukan konten yang tidak bermutu, agar algoritma media sosial tidak menganggapnya suka pada konten tersebut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang