Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Olla Ramlan, Psikolog Ungkap 5 Cara Menghadapi Rasa Berduka Kehilangan Orangtua

Kompas.com, 13 Oktober 2025, 19:01 WIB
Devi Pattricia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kabar duka datang dari presenter dan artis peran Olla Ramlan. Sang ibunda, Tis’ah Djahri, meninggal dunia pada Minggu (12/10/2025) dini hari.

Dalam unggahan manajernya, Alle, Olla tak kuasa menahan kesedihan hingga beberapa kali pingsan. Reaksi seperti itu menggambarkan betapa dalamnya rasa kehilangan seorang anak terhadap sosok yang membesarkannya.

Bagi banyak orang, kehilangan orangtua bukan hanya kehilangan anggota keluarga, tetapi juga kehilangan arah, sumber kasih sayang, dan tempat berpulang. 

Baca juga: Seperti Olla Ramlan, Ini Cara Kelola Emosi Saat Pacaran dengan Pria Lebih Muda

Menurut Psikolog Klinis Winona Lalita R., M.Psi., Psikolog, proses berduka ini harus dijalani dengan sadar dan sehat.

Ia membagikan lima langkah penting yang dapat membantu seseorang menghadapi perasaan duka setelah orangtua meninggal dunia.

Bagaimana menghadapi perasaan berduka setelah kehilangan orangtua?

1. Terima semua emosi yang datang

Ketika orangtua meninggal, berbagai emosi bisa datang secara bersamaan, mulai dari sedih, marah, kecewa, sampai rasa bersalah. Winona menegaskan, semua itu perlu diterima tanpa dihakimi.

“Apa pun emosi yang dirasakan setelah meninggalnya orangtua, jangan terburu-buru untuk berpikir bahwa kita harus segera sembuh dan segera move on,” ujar Winona saat diwawancarai Kompas.com, Senin (13/10/2025).

Ia menilai, banyak orang justru menekan emosi karena takut terlihat lemah. Padahal, menolak kesedihan hanya membuat luka semakin lama sembuh.

“Berikan ruang untuk diri sendiri untuk menyadari dan menerima apa pun emosi tidak nyaman yang dirasakan,” lanjutnya.

Dengan memberi ruang pada emosi, kamu mengakui bahwa kehilangan memang menyakitkan, dan itu sangat manusiawi. Tidak ada batas waktu yang pasti untuk sembuh, sebab setiap orang memiliki prosesnya masing-masing.

2. Menulis (journaling) untuk mengenali perasaan

Salah satu cara efektif untuk mengelola emosi setelah kehilangan adalah menulis jurnal atau journaling. 

Baca juga: Berduka, Potret Personel One Direction Reuni di Pemakaman Liam Payne

Melalui kegiatan ini, seseorang bisa menumpahkan perasaan yang sulit diungkapkan secara lisan.

“Untuk membantu menerima emosi, bisa mencoba journaling dengan mencatat apa saja perasaan yang kamu alami. Sebab, perasaan jika dibiarkan hanya akan berputar di dalam diri dan membuat overthinking,” imbaunya.

Menulis dapat membantu kamu memahami apa yang sebenarnya sedang dirasakan, apakah rasa bersalah, kehilangan, atau marah pada keadaan.

“Journaling bisa membantu memetakan perasaan yang kamu alami selama berduka. Kamu bisa lihat kembali proses naik turun setiap orang berbeda dan sangat wajar,” katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau