Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Tips Tetap Tenang Menghadapi Macet Saat Naik Motor

Kompas.com, 20 Oktober 2025, 22:45 WIB
Devi Pattricia,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Menurutnya, kata-kata lembut yang diucapkan kepada diri sendiri dapat membantu mengubah energi negatif menjadi rasa syukur dan ketenangan. 

Afirmasi ini berfungsi seperti pengingat bahwa segala sesuatu akan berjalan baik-baik saja, meskipun situasi di jalan tidak ideal.

Ketika kemacetan membuat kepala terasa panas, mengulang kalimat afirmatif dengan nada tenang bisa membantu menurunkan ketegangan. Cara ini sekaligus menjadi bentuk self-talk positif yang mampu menjaga kestabilan emosi.

Dalam konteks berkendara, hal ini juga bisa meningkatkan kewaspadaan, karena pengendara lebih tenang dan fokus pada kondisi sekitar tanpa tergesa-gesa atau emosi.

Baca juga: Psikolog Ungkap Alasan Banyak Orang Tetap Liburan meski Tahu Akan Kena Macet

3. Arahkan pikiran pada hal yang bisa disyukuri

Macet mungkin membuat perjalanan lebih lama, tapi menurut Rahne, momen ini juga bisa digunakan untuk refleksi diri. 

Dengan mengalihkan pikiran pada hal-hal yang bisa disyukuri, pengendara bisa mengubah persepsi negatif menjadi momen yang menenangkan.

“Walaupun jalanan macet, tapi hal ini bisa dimanfaatkan untuk momen merefleksikan diri terhadap hal-hal kecil yang bisa disyukuri,” ujarnya.

Rahne mengingatkan bahwa rasa syukur tidak selalu harus tentang hal besar, tetapi juga pada hal-hal kecil yang kamu dapatkan hari ini.

“Syukuri rezeki yang sudah diterima pada hari ini, bukan hanya uang, tetapi rezeki bisa ditemukan dengan orang baik atau segala urusan kita bisa berjalan lancar,” lanjutnya.

Dengan berfokus pada hal-hal positif, pengendara bisa menurunkan tingkat stres secara alami. Otak pun akan lebih rileks dan hati terasa lebih ringan.

Daripada mengeluh sepanjang jalan, Rahne menyarankan untuk mengubah momen macet menjadi ruang hening bagi diri sendiri, sebuah kesempatan untuk bernapas, bersyukur, dan menyadari hal-hal kecil yang sering terlewat.

Rahne menegaskan, kunci dari semua tips ini adalah mindfulness, hadir sepenuhnya di momen yang sedang dijalani. 

Melalui latihan sederhana ini, kemacetan yang semula menegangkan bisa berubah menjadi momen yang damai.

 Baca juga: Kisah Stephen Curry Beli Kondo Rp 117 Miliar karena Takut Macet

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau