Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
Anak korban bullying sering kali memendam amarah atau kesedihan karena tidak tahu bagaimana cara menyalurkannya.
Meity menekankan pentingnya peran orangtua untuk mengajarkan pengelolaan emosi sejak dini.
“Mengajarkan anak untuk mengenali dan mengekspresikan emosinya dengan cara yang sehat juga penting,” ujar Meity.
Orangtua bisa membantu anak mengelola perasaan lewat kegiatan positif, seperti olahraga, seni, atau menulis jurnal.
Dengan begitu, anak tidak menyalurkan emosi lewat tindakan agresif atau kekerasan.
Baca juga:
Selain membangun komunikasi, orangtua juga sebaiknya aktif dalam kehidupan sosial anak.
Hal ini bisa dilakukan dengan memantau aktivitas mereka di sekolah maupun lingkungan pertemanan.
“Orangtua bisa melibatkan diri dalam kegiatan anak, seperti mengamati interaksi mereka dengan teman-teman dan mendiskusikan hal-hal yang terjadi di sekolah,” imbau Meity.
Keterlibatan orangtua bukan berarti mengontrol berlebihan, tetapi menunjukkan kepedulian dan memberikan rasa aman bagi anak.
“Cara ini membuat mereka lebih siap untuk menangani masalah sebelum berkembang menjadi kekerasan,” sambung dia.
Meity juga menyarankan agar anak diberi pemahaman bahwa melapor bukan berarti lemah. Justru, mencari bantuan adalah bentuk keberanian dan langkah untuk melindungi diri.
Anak bisa diarahkan untuk berbicara dengan guru, konselor sekolah, atau pihak berwenang yang bisa membantu menangani kasus bullying.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang