Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
Setelah anak mulai terbuka, orangtua bisa mengarahkan pada cara-cara sehat untuk mengelola emosi.
Meity menjelaskan, penting bagi anak untuk tahu bahwa marah dan frustrasi adalah hal yang wajar, namun harus disalurkan dengan cara yang tepat.
“Orangtua juga bisa mengajarkan cara-cara positif untuk mengelola perasaan marah atau frustrasi yang timbul akibat perundungan, seperti berbicara dengan orang yang dipercayai atau melakukan aktivitas yang menenangkan,” kata Meity.
Beberapa aktivitas yang bisa membantu, misalnya menggambar, menulis jurnal, berolahraga, atau melakukan kegiatan hobi yang membuat anak lebih rileks.
Tujuannya agar anak tidak menumpuk emosi negatif yang bisa berubah menjadi ledakan amarah atau perilaku agresif.
Baca juga:
Psikolog Meity Arianty bagikan langkah yang bisa dilakukan orangtua untuk mendampingi anak korban bullying agar pulih tanpa terjebak dalam kekerasan.Psikolog yang berpraktik di Rumah sakit Hasanah Graha Afiah ( HGA) Depok ini menyebutkan, penanganan bullying tidak bisa dilakukan sendiri oleh keluarga.
Sekolah dan profesional kesehatan mental perlu dilibatkan agar anak mendapatkan perlindungan dan dukungan menyeluruh.
“Selain itu, orangtua perlu melibatkan pihak sekolah atau profesional seperti psikolog untuk memberikan dukungan lebih lanjut dan mencari solusi agar anak tidak merasa terjebak dalam lingkaran kekerasan,” jelasnya.
Dengan melibatkan guru atau konselor sekolah, orangtua dapat memastikan lingkungan anak menjadi lebih aman.
Sementara itu, psikolog bisa membantu anak memproses pengalaman traumatis dan membangun kembali kepercayaan dirinya.
Pendampingan dari orangtua tidak hanya berhenti pada tahap mendengarkan dan mencari solusi, tetapi juga membantu anak pulih secara emosional dan sosial.
“Pendampingan ini membantu anak merasa dihargai dan memiliki cara yang lebih sehat untuk menghadapi bullying serta dampaknya,” ujar Meity.
Orangtua dapat membantu anak kembali bersosialisasi, mendukung minatnya, dan memberi penguatan positif setiap kali anak menunjukkan keberanian atau sikap resilien.
Langkah-langkah ini akan membuat anak kembali percaya bahwa dirinya berharga dan mampu menghadapi tantangan dengan cara yang sehat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang