Uraikan lika-liku Anda mengasuh anak jadi lebih simpel
Kenali soal gaya asuh lebih apik lewat konsultasi Kompas.com
“Sampai difoto-foto, terus di-share di Facebook. Waktu itu aku kasih peringatan keras ke dia. Dan dia enggak bertahan lama, cuma tujuh bulan. Enggak aku perpanjang,” ucap Ocha.
Saat ini, Gala masih dijaga oleh pengasuh, tetapi orang yang berbeda.
Menjadi seorang ibu adalah tugas sepanjang masa. TIdak heran bila seorang ibu bisa merasa kewalahan secara fisik dan mental ketika mengurus anak.
Ocha mengaku, momen dirinya merasa paling kewalahan adalah ketika sang buah hati masih bayi karena membutuhkan banyak perhatian, sekaligus diberikan beragam stimulasi demi perkembangannya.
“Sebenarnya sih aku bawa enjoy aja, cuma kan namanya manusia, rasa capek pasti ada. Aku kerja, pulang capek, dan sampai rumah masih harus ngajak main dan lain-lain. Tapi itu wajar lah, namanya manusia,” kata dia.
Secara mental, Ocha juga lelah karena berjibaku dengan dirinya sendiri. Ia sempat khawatir melihat anaknya belum bisa melakukan beberapa hal.
Di sisi lain, ia juga memahami bahwa anaknya masih bayi, dan setiap bayi memiliki laju perkembangan yang berbeda-beda.
Baca juga: Cerita Kartika Hadapi Tekanan Jadi Ibu Sempurna dari Mamanya Sendiri
“Melihat anak belum bisa ini dan itu jadi merasa bersalah karena aku merasa, apa aku kurang main bareng, belajar bareng, dan lain-lain. Ngerasa kewalahan secara mental karena itu,” terang Ocha.
Suami adalah support system utama Ocha. Ia selalu hadir menemaninya di saat Ocha merasa kurang baik menjadi seorang ibu. Suaminya pun tidak pernah absen di setiap fase perkembangan anak.
“Alhamdulilah suami aku orangnya bukan tipikal yang terlalu patriarki. Masih mau bantu gantiin popok, beres-beres rumah, dan lain-lain. Dia bukan orang yang sering diem aja, alhamdulillah rajin,” kata Ocha,
Saat Gala baru lahir, ia mengakui bahwa sang suami kurang andil dalam mengurus anak. Namun, ini karena ia takut menyakiti Gala yang kala itu masih sangat kecil.
“Dia takut megang bayi dan bingung sama anak bayi digendongnya gimana. Kata dia nanti kalau sudah gedean bakal diajak main, dan ya benar. Pas anak gedean, benar-benar diurus sama suami,” tutur Ocha.
Di samping menjadi orang yang telaten dalam membantu mengurus rumah dan anak, suami Ocha juga merupakan teman curhat yang bijaksana.
Semua keluh kesah yang dirasakan, direspons dengan ajakan untuk mencari solusi bersama-sama, bukan menyuruh Ocha menyelesaikan permasalahannya seorang diri.
“Kalau curhat secara langsung bahwa aku merasa kurang jadi seorang ibu sih enggak pernah. Cuma kayak, aku ngerasa ada yang kurang di anakku. Dan kita cari solusi sama-sama, walaupun keseringannya solusinya dari aku,” tutur dia sambil tertawa.