Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Fadil Berhasil Menurunkan Berat Badan 25 Kilogram, Emosi Jadi Lebih Stabil

Kompas.com, 5 Desember 2025, 16:05 WIB
Ria Apriani Kusumastuti,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Sebelum berhasil menurunkan 25 kilogram, Fadil menjalani hari-hari yang penuh tekanan.

Tahun 2021 menjadi titik terendah dalam hidupnya, kuliah luring baru kembali dijalankan setelah pandemi Covid-19, dibebani tugas lapangan, dan dihantam stres yang membuat emosinya tak stabil.

Ia mengaku sering menangis, mudah marah tanpa alasan jelas, hingga memilih mengurung diri di kamar selama berhari-hari.

“Waktu itu aku benar-benar hancur. Nangis, ngamuk, nggak mau ketemu orang rumah. Mentalku hancur banget,” kata Fadil, pengguna Threads dengan akun @fdilazahra, saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (4/12/2025).

Baca juga: Cerita Diet Dewi Niki, Berhasil Turun 17 Kg Tanpa Stres

Siklus itu berlanjut hingga akhirnya rasa insecure mengambil alih. Ia mengatakan mulai tidak percaya diri, sulit bergerak bebas karena tubuhnya terasa berat, dan merasa terhambat melakukan apa pun.

Titik baliknya muncul ketika ia memutuskan untuk mengecek kesehatan. Hasilnya mengejutkan. Kolesterolnya mencapai angka 307, jauh di atas batas normal untuk usianya yang baru 24 tahun.

“Saat lihat angka itu, aku syok. Di umur segini kok kolesterolku setinggi itu,” ujarnya.

Momen tersebut menjadi alarm keras yang mengubah tujuan hidupnya, dari sekadar ingin kurus menjadi ingin benar-benar sehat.

Baca juga: Pahami Fase Tubuhmu, Ini Cerita Dewi Niki Berhasil Turun 17 Kg Tanpa Diet Ketat

Perjalanan IF yang mengembalikan kendali hidup

Fadil memilih kembali menjalani intermittent fasting (IF), metode diet yang pernah sukses ia gunakan saat SMA.

Kala itu, berat badannya turun dari 70 kg ke 58 kg. Namun pandemi membuat beratnya melonjak hingga 75 kg. Meski sudah familiar dengan IF, proses adaptasi tetap menantang.

“Minggu pertama itu pusing, mual, lapar banget. Badan kaget karena biasa sarapan, tiba-tiba enggak,” kenangnya.

Pada minggu kedua, tubuhnya mulai mengikuti ritme baru. Rasa lapar lebih mudah dikendalikan, dan ia justru menikmati pola makan yang lebih teratur.

Tantangan terbesar bukan soal fisik, melainkan sosial. Saat keluarga makan di luar dan waktunya belum “buka”, ia harus menahan diri.

“Lumayan melatih kesabaran, sih,” katanya sambil tertawa.

Selain IF, Fadil membatasi konsumsi gula, tepung, dan makanan berminyak. Ia tahu risiko ketiga jenis makanan tersebut, terutama setelah menemukan kolesterolnya sangat tinggi. Namun ia tidak pernah membatasi diri secara berlebihan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau