Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Irsani Menemukan Kekuatan Fisik dan Mental lewat Latihan Beban

Kompas.com, 9 Desember 2025, 19:17 WIB
Ida Setyaningsih

Penulis

Saat pertama kali diminta menemani ke gym, ia sempat ragu karena melatih lansia membutuhkan kehati-hatian ekstra.

Namun semangat tinggi dari sang lansia membuat Sani yakin untuk memulai.

Mereka membangun komunikasi dua arah: evaluasi rasa tubuh sebelum latihan, menyesuaikan beban, dan memastikan progres aman.

Dalam beberapa bulan, lansia tersebut mulai percaya diri mengoperasikan alat gym dan merasakan berkurangnya nyeri sendi.

Dari pengalaman itu Sani belajar bahwa lansia bukan tidak mampu, hanya jarang diberi kesempatan dan lingkungan yang aman untuk mencoba.

"Saat ini kami masih rutin latihan, dengan frekuensi 1–2 kali per minggu—lebih ke pola sharing and learning together, bukan aku sebagai pelatih tunggal tapi sebagai pendamping gerak. Dari beliau saya belajar bahwa lansia bukan tidak mampu, hanya jarang ada kesempatan dan lingkungan aman untuk mencoba," ujar Sani.

Latihan sederhana untuk semua usia

Sani meyakini strength training bisa dilakukan siapa saja, bahkan dengan alat sederhana di rumah.

Gerakan dasar seperti squat, hip hinge, push-up di tembok, dan bent-over row menjadi fondasi yang efektif bagi pemula atau ibu rumah tangga yang sibuk.

Latihan 20–30 menit, dua hingga tiga kali seminggu, sudah memberi efek signifikan jika dilakukan konsisten.

Menurutnya, otot akan tumbuh asalkan ada progres yang jelas. Meski berlatih di rumah, bukan berarti hasilnya minimal, selama teknik benar dan intensitas meningkat secara bertahap.

Baca juga: Bagaimana Latihan Beban Mampu Mendongkrak Fungsi Otak?

Harapan strength training bisa menjadi budaya keluarga di Indonesia

Ke depan, Sani bermimpi melihat latihan beban menjadi bagian dari budaya keluarga Indonesia, bukan sekadar aktivitas anak muda atau mereka yang memiliki akses gym.

Ia ingin melihat orang tua, ibu, hingga lansia berlatih bersama sebagai cara menjaga kualitas hidup.

Baginya, strength training bukan sekadar membentuk tubuh, tetapi membangun mental: disiplin, keberanian menghadapi ketidaknyamanan, hingga ketangguhan menghadapi keseharian.

Ketika kapasitas fisik meningkat, daya tahan mental pun ikut tumbuh.

Sani percaya, perubahan besar dimulai dari langkah kecil, sebuah dumbbell ringan di rumah, sesi latihan 20 menit, atau keputusan untuk memulai lagi hari ini.

Dari sanalah kekuatan fisik dan mental tumbuh perlahan, dan hidup menjadi lebih bermakna.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau