Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah "Gaun Elvis" Putri Diana yang Tak Disukai Pangeran William

Kompas.com, 5 Juli 2018, 10:46 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber InStyle

KOMPAS.com - Meskipun telah lama tiada, nama Putri Diana tetap dikenang, terlebih oleh para penggemarnya.

Apalagi, sejak hebohnya pernikahan kerajaan tahun ini, nama Putri Diana semakin santer disebut-sebut dalam pemberitaan di media massa.

Ibu Pangeran Harry dan William ini pernah menjadi ikon mode di era 1990an. Bahkan, gaya berbusana Putri Diana masih sering dijadikan pedoman di era modern ini.

Tina Brown, mantan editor Vanity Fair dan penulis biografi Putri Diana pernah mengulas busana Putri Diana yang sempat menjadi viral.

Pada tahun 1980an, Putri Diana pernah memakai atasan yang merupakan refleksi dari estetika pada zamannya.

Baca juga: Pakai Gaun yang Mirip, Meghan Terinspirasi Gaya Putri Diana?

Menurut Brown, Putri Diana telah bekerja sesuai standar istana, meskipun tersirat rasa tidak nyaman akan kemegahan dan keadaan di Istana.

Ketika dia bercerai pada tahun 1996, Diana akhirnya berani bereksplorasi dengan gaya yang benar-benar mencerminkan karakternya.

Pada paruh pertama tahun 1980an, Putri Diana juga tak luput dari kesalahan saat menerapkan aturan berbusana ala kerajaan.

Namun, ia selalu tampil memukai nan elegan sebagai anggota keluarga kerajaan.

Pada tahun 90an, ia mulai meninggalkan gaya busana ala kerajaan dengan melelang semua pakaiannya di rumah lelang Christie, New York.

Uang yang terkumpul dari hasil lelang ia sumbangkan untuk badan amal yang bekerja memerangi AIDS dan kanker.

Dan, salah satu busana fenomenal yang turut ia lelang adalah 'gaun Elvis' warna putih rancangan Catherine Walker.

Gaun putih berhias mutiara tersebut dilengkapi dengan jaket bolero dengan potongan kerah ala Elvis Presley.

Mantan istri Pangeran Charles ini pernah mengatakan kepada Tina Brown, orang Inggris tak lagi memakai gaun dengan hiasan mutiara.

Ia pertama kali mengenakan busana tersebut ketika kunjungan resmi ke Hongkong. Ini mengingat busana berhias mutiara merupakan simbol budaya Tiongkok.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau