Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2018, 14:08 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com — Pertanyaan tentang bolehkah berolahraga ketika sakit tentu bakal menjadi pembahasan yang menarik.

Sebab, ada garis tipis antara dampak positif berolahraga dan penyakit yang semakin parah.

Psikolog olahraga Drew Harrisberg di laman Menshealth Australia menjelaskan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan ketika mau berolahraga dalam kondisi sakit.

Mulai dari pengalaman pribadi, intuisi, hingga memahami penyakit yang diderita, semuanya harus diperhatikan.

Hal pertama yang harus diidentifikasi adalah jenis penyakit.

Jika sakit tersebut menyerang bagian kepala (flu, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, sinus, dan lainnya), olahraga ringan masih bisa dilakukan.

Baca juga: Gejala Demam Berdarah pada Bayi dan Balita

Lakukan olahraga intensitas rendah seperti jalan kaki akan membawa sejumlah dampak kesehatan.

Mulai dari menurunkan level kortisol, sensitivitas insulin, dan meredakan efek berbahaya dari duduk atau tidur sepanjang hari.

Opsi lainnya adalah angkat beban (baik beban tubuh maupun beban tambahan) dengan sedikit repetisi. Olahraga tersebut sudah cukup untuk menstimulasi jaringan otot.

Beberapa repetisi barbell curls atau shoulder press di rumah menggunakan barbell atau dumbbell bisa menjadi opsi yang baik.

Pastikan, denyut jantung dan rate of perceived exertion (RPE) terjaga tetap rendah.

Jika sakit menyerang bagian leher ke bawah (sakit dada atau paru-paru seperti infeksi pernapasan, masalah pencernaan, demam dan sakit di organ bawah), lebih baik kamu beristirahat hingga pulih.

Baca juga: PCOS, Gangguan Hormon yang Sebabkan Susah Hamil

Sakit sering kali menjadi saat yang tepat untuk beristirahat dan memulihkan sistem muskuloskeletal.

Istirahat akan memberi efek positif yang sangat besar, terlebih jika pada hari-hari biasanya kamu sering melakukan olahraga intensif.

"Namun, jika kamu benar-benar ingin berolahraga, alih-alih fokus pada olahraga otot dan membakar lemak, cobalah mengubah pola pikirmu dan fokus pada efek pengobatan dari berolahraga," kata duta Fitbit itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com