Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Probiotik Membantu Mengusir Sedih dan Gejala Depresi

Kompas.com, 29 Juli 2020, 18:08 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com—Probiotik menjadi semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, bahkan sebagian pakar mengelompokkannya dalam makanan super yang punya banyak manfaat.

Kita mungkin sudah makan banyak makanan probiotik, seperti yogurt atau kimchi, atau suplemen.

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa ahli telah mengalihkan perhatian mereka ke kelompok probiotik khusus, kadang-kadang disebut psikobiotik. Bakteri ini berpotensi membantu mengobati berbagai kondisi kesehatan mental, termasuk depresi, dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan.

Bagaimana kerjanya?

Kita mungkin bertanya-tanya bagaimana bakteri yang dikenal untuk meningkatkan kesehatan pencernaan dapat berdampak pada gejala kesehatan mental. Banyak ahli percaya ada hubungan yang kuat antara usus, yang mengacu pada saluran pencernaan, dan otak.

Koneksi ini disebut gut-brain axis (GBA). Ini menghubungkan sistem saraf pusat, yang meliputi otak dan sumsum tulang belakang, ke saluran pencernaan.

Baca juga: Sama-Sama Bermanfaat, Ini Beda Probiotik dan Prebiotik

Para ahli percaya mikroorganisme yang hidup di usus, termasuk probiotik, memainkan peran penting dalam GBA, yakni:

1. Memproduksi dan mengekspresikan neurotransmitter yang dapat memengaruhi nafsu makan, suasana hati, atau kebiasaan tidur mengurangi peradangan di tubuh, yang dapat berkontribusi pada depresi.

2. Mempengaruhi fungsi kognitif dan respons tubuh terhadap stres.

3. Tidak jelas bagaimana probiotik menjalankan fungsi-fungsi ini, tetapi sebuah review penelitian 2015Trusted Source menyarankan GBA mungkin menjadi "mata rantai yang hilang" dalam pemahaman kita tentang depresi dan penyebabnya. Penelitian lebih lanjut sedang berlangsung tentang topik ini.

Apa yang dikatakan penelitian?

Penelitian yang ada pada probiotik untuk depresi dan masalah kesehatan mental lainnya sebagian besar menjanjikan, tetapi banyak dari penelitian yang juga menyebutkan efek probiotik kecil pada kesehatan mental. Ini membuat para ahli sulit untuk mengetahui seberapa efektif probiotik untuk depresi.

Dalam sebuah studi kecil di tahun 2016, orang dengan depresi berat menggunakan suplemen probiotik yang mengandung tiga jenis bakteri selama delapan minggu. Pada akhir penelitian, sebagian besar memiliki skor lebih rendah gejala depresi.

Baca juga: Terungkap, Mengubah Pola Makan Bisa Atasi Gejala Depresi

makanan yang prebiotik dan probiotikPixelbliss makanan yang prebiotik dan probiotik

Probiotik juga tampaknya bekerja paling baik bila digunakan bersama dengan perawatan lain, termasuk obat-obatan dan psikoterapi.

Para ahli saat ini bekerja untuk mengidentifikasi probiotik tertentu yang mungkin memiliki manfaat kesehatan mental. Probiotik tidak identik, jadi penting untuk mengetahui strain mana yang paling cocok untuk hal-hal tertentu.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau