Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 12 Juli 2021, 17:35 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masa pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung saat ini memang mengharuskan kita untuk tetap berada di rumah, demi mencegah semakin banyaknya penularan.

Namun, bukan berarti kondisi itu membuat kita mengadopsi kebiasaan buruk, seperti kurang bergerak, yang dapat merusak kesehatan, dan bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Baca juga: 4 Makanan Kaya Zat Besi untuk Jaga Kekebalan Tubuh

Nah, oleh sebab itu, coba kenali dan hindari lima kebiasaan buruk saat berada di rumah saja, seperti yang diuraikan di bawah ini.

1. Tidak banyak bergerak

Menurut para ahli kesehatan, rata-rata orang di Amerika Serikat tidak banyak bergerak. Hanya sekitar 20 persen yang berolahraga untuk kesehatan optimal.

Sementara, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan American Heart Association merekomendasikan 150 menit aktivitas intensitas sedang, seperti jalan cepat per minggu, ditambah dua sesi aktivitas penguatan otot dengan latihan ketahanan.

Kebiasaan tidak banyak bergerak berbahaya karena dapat meningkatkan risiko obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes, dan demensia.

2. Merasa kesepian

Pandemi memaksa kita semua untuk lebih terisolasi secara sosial, dan mungkin membuat kita merasa kesepian.

Para ilmuwan mengatakan, perasaan kesepian dapat memicu respons stres yang menyebabkan peradangan pada tubuh.

Mereka percaya peradangan dapat berdampak negatif pada jantung, sistem kekebalan, dan otak.

Baca juga: Kesepian pada Remaja dan Cara Mengatasinya

Beberapa penelitian juga menemukan, orang yang merasa kesepian memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker, penyakit kardiovaskular, dan demensia.

Maka dari itu, supaya tubuh dapat berfungsi dengan baik, berusahalah untuk tetap terhubung dengan orang lain setiap hari, meskipun secara virtual.

3. Stres terus-menerus

Stres dapat menyebabkan otak memproduksi lebih banyak hormon stres kortisol, yang merusak respons kekebalan tubuh.

Menurut American Cancer Society, orang yang mengalami stres kronis lebih rentan terhadap flu biasa maupun infeksi virus lainnya.

American Heart Association juga mengatakan, stres dapat menyebabkan penyakit jantung, memperburuk tekanan darah tinggi, dan mendorong perilaku tidak sehat yang merusak jantung.

4. Mengonsumsi alkohol

Tidak dapat dipungkiri, tetap berada di rumah membuat sebagian orang merasa stres dan mulai mengonsumsi alkohol untuk meredakannya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau