Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidur Siang Terlalu Sering, Risiko Hipertensi dan Stroke Menghantui

Kompas.com - 27/07/2022, 10:26 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Padatnya aktivitas kerap membuat seseorang melewatkan tidur siang.

Tidur siang sebenarnya memiliki manfaat beragam, mulai dari memulihkan energi tubuh hingga meningkatkan fokus atau konsentrasi.

Namun temuan dari studi terbaru menyangkut tidur siang terbilang mengejutkan.

Disebutkan, individu yang sering tidur siang berisiko lebih besar terkena tekanan darah tinggi dan stroke.

Temuan studi tersebut dipublikasikan dalam jurnal Hypertension dari American Heart Association.

Peserta studi yang biasanya tidur siang memiliki risiko 12 persen lebih besar untuk mengembangkan penyakit tekanan darah tinggi.

Juga, risiko mereka mengalami stroke meningkat 24 persen dibandingkan individu yang tidak pernah tidur siang.

"Meskipun tidur siang itu tidak berbahaya, bisa jadi banyak orang yang tidur siang karena kurang tidur di malam hari," jelas psikolog klinis Michael Grandner.

Grandner merupakan pemimpin di Behavioral Sleep Medicine Clinic, Banner-University Medical Center di Tucson, Arizona. 

Baca juga: Kurang dari 1 Jam, Inilah Waktu yang Pas untuk Tidur Siang

Pada peserta yang berusia kurang dari 60 tahun, tidur siang hampir setiap hari meningkatkan risiko tekanan darah tinggi sebesar 20 persen dibandingkan mereka yang tidak pernah atau jarang tidur siang.

American Heart Association melaporkan, durasi tidur sebagai salah satu dari delapan metrik penting untuk kesehatan jantung dan otak yang optimal.

Hasil studi tetap sama kendati para peneliti tidak melibatkan orang-orang yang berisiko tinggi terkena hipertensi, diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, gangguan tidur, serta mereka yang bekerja di malam hari.

"Hasil menunjukkan tidur siang meningkatkan kejadian hipertensi dan stroke, setelah menyesuaikan atau mempertimbangkan banyak variabel yang diketahui terkait risiko penyakit kardiovaskular dan stroke."

Demikian dikatakan Dr Phyllis Zee, direktur Center for Circadian and Sleep Medicine di Northwestern University Feinberg School of Medicine di Chicago, AS.

"Dari sudut pandang klinis, saya pikir studi ini menyoroti pentingnya penyedia layanan kesehatan untuk secara rutin bertanya kepada pasien tentang tidur siang dan rasa kantuk di siang hari yang berlebihan."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com